Monday, May 24, 2010

INSTITUSI PENGELOLAAN & PENGEMBAGAN SDM

Institusi Pengelolaan Dan Pengembangan SDM

Lembaga PPSDM
Dalam melakukan pengelolaan dan pengembangan SDM paling tidak harus mencakup tiga dimensi Yaitu :
  • perencanaan (Planning)
  • penyediaan atau produksi (production) dan
  • pengelolaan (management).
Jika ketiga faktor diatas dapat dikuasai oleh seluruh SDM maka dapat dikatakan bahwa sebuah lembaga memiliki kapabilitas sumber daya manusia yang memadai. Artinya program pengembangan SDM sudah dilakukan secara menyeluruh.
Sedangkan untuk peningkatan Skill dapat diaplikasikan dalam program dengan mengungkap skill mengenai :
  • Skill sebagai therapis,
  • Skill IT,
  • Skill Accounting,
  • Skill sebagai Fundraiser,
Adapun untuk meningkatkan komitmen SDM terhadap lembaga, bisa dilakukan pelatihan pada:
  • Pembangunan tim-work yang solid
  • Mengadakan rekreasi secara berkala
  • Memberikan reward dan punishment secara proporsional
  • Meningkatan basic-need dan
  • Kesejahteraan secara arif.
Selain melakukan peningkatan pengetahuan, skill dan komitmen SDM, hal yang tidak kalah penting adalah penataan SDM itu sendiri. Penataan dan penempatan SDM dapat mengacu dari latar belakang pendidikan , kemampuan, dan pengalaman mereka, bukan asal uji coba taruh dan apabila lain waktu tidak cocok dibuang, butuh kearifan dalam penataan SDM yang sangat komplek ini.

Pengelolaan dan Pengembangan SDM merupakan kebutuhan yang mendasar bagi organisasi terutama yang bergerak disektor social. Karena yang dijual oleh lembaga social bukanlah produk dan bukan pula jasa seperti sector bisnis, jika corporate menciptakan produk yang sangat bermanfaat bagi manusia akan mendapatkan profit yang besar walaupun perilaku SDM_nya anti social. Sector social adalah masalah lain, disektor social “NILAI” adalah daya tarik utama, dia menjadi penentu hidup matinya lemabaga.

Nilai itu tidak bisa terukur dan tidak bias teramati, dia tidak bisa diraba dan tidak bisa menarik dengan sendirinya, nilai hanya bisa diinternalisasikan dan dielaborasikan dalam bentuk prilaku. Jika anda mampu melakukannya anda akan mendapatkan kepercayaan/ trus dari stakeholder. Jika anda mendapatkaan kepercayaan dari stakeholder secara simultan, maka lembaga anda akan menjadi besar.

Karena untuk mewujudkan nilai lembaga yang kridebel, professional dan akuntabel, hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang aktif di lembaga tersebut, Maka yang diperlukan untuk meciptakan tim dalam rangka menggerakkan roda untuk meraih momentum [NILAI] kuncinya adalah memilih orang-orang yang tepat kemudian mengembangkannya. Jika SDM mampu menarik hati masyarakat, maka lembaga akan berkelanjutan karena keberlangsungan lembaga tergantung dari trus masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pendanaan. Jika demikian walaupun bergerak di sektor social, lembaga akan dapat menjadi media mengaktualisasikan diri dan lembaga menjadi alternative pilihan profesi kerja yang diminati.

Pengelolaan dan Pengembangan SDM harus terus menjadi prioritas agenda utama organisasi. karena pengembangan SDM merupakan salah satu kunci sukses dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Profesionalisme seperti inilah yang seharusnya tetap dijaga untuk meneguhkan lembaga.mst

Read More..

PERANAN SDM DALAM PEMBANGUNAN

Peranan Sumber Daya Manusia (SDM) Dalam Pembangunan

1. Keterkaitan SDM dan SDA sebagai Modal Pembangunan
Pembangunan suatu bangsa memerlukan aspek pokok yang disebut dengan sumber daya (resources) baik SDA atau Natural resources maupun SDM atau human resources. Kedua sumber daya ini sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu pembangunan. Namun untuk mendukung suatu pembangunan, SDM adalah yang terpenting , karena jika sebuah negara memiliki suatu SDM yang terampil dan berkualitas maka ia akan mampu mengelola SDA yang jumlahnya terbatas.

Untuk Negara-negara berkembang, dimana terdapat “Labour Surplus Economy” artinya modal pembangunan tak dapat dituangkan hanya pada tersedianya atau kemungkinan tersedianya dana investasi.Pembanguan tersebut akan terlalu mahal dan juga akan mengalami hambatan apabila sesuatu waktu sumber investasi menjadi terbatas, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari masyarakat. Selain itu jumlah SDM yang besar hendaknya dijadikan sebagai keunggulan karena jumlah penduduk yang besar apabila dapat dibina dan dikerahkan sebagai tenaga kerja yang efektif akan merupakan modal pembangunan yang besar yang sangat menguntungkan bagi usaha – usaha disegala bidang.

Antara dinamika jumlah penduduk dan proses pertumbuhan ekonomi terdapat hubungan timbal balik yang erat. Hubungan ini dicerminkan dalam hal bahwa penduduk merupakan factor dinamika pokok pertumbuhan ekonomi memberikan pengaruh yang aktif terhadap dinamika besarnya penduduk di pihak lain, sehingga pada saat tertentu akan terjadi suatu keseimbangan rasional antara jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.

Pengaruh jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi timbul pada dasarnya dalam bentuk :

Pertama, penduduk sebagai konsumen.
Syarat-syarat terpenting untuk pertumbuhan ekonomi yang seimbang adalah bahwa barang-barang yang dihasilkan betul-betul dibutuhkan masyarakat, sebab justru penduduk merupakan konsumen tunggal barang-barang dan jasa-jasa. Dalam hal ini penduduk merupakan factor utama perumbuhan ekonomi. Dengan adanya pengaruh penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi dari sudut pandang konsumen perlu dibedakan antara momen-momen positif dan negative dari pengaruh tersebut. Pengaruh positif pertumbuhan jumlah penduduk terhadap perkembangan ekonomi berkaitan dengan timbulnya tambahan permintaan baru, yang dapat terjadi jika dalam sector produksi ditarik sumber-sumber tambahan.

Timbulnya permintaan tambahan itu pda akhirnya tercermin di dalam produksi, karena pemuasan kebutuhan penduduk meningkat dengan adanya perbaikan penggunaan sumber-sumber produksi. Tetapi pengaruh jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi bersifat episodic. Pengaruh tersebut biasanya mempunyai arti apabila dalam negeriterdapat simpanan yang secara nyata belum digunakan atau sumber-sumber lain yang mungkin ditarik ke dalam perputaran perekonomian.

Dan Pertumbuhan penduduk yang cepat akan berpengaruh secara negative terhadap pertumbuhan perekonomian nasional, jika penduduk yang tidak bekerja disbanding yang bekerja bertambah sampai tingkat tertentu. Misalnya pada Negara-negara yang tingkat perekonomianya masih rendah.

Kedua, penduduk sebagai sumber tenaga kerja.
Pertambahan jumlah penduduk merupakan sumber tenaga kerja baru, oleh karena itu merupakan factor pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini tenaga kerja tersebut dapat bekerja secara produktif dan akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Secara Umum tingkat pertumbuhan ekonomi harus lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan penduduk atau tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita harus lebih tinggi dari pada tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian penekanan pada pertumbuhan ekonomi itu sangat penting, tetapi harus dikoreksi dengan azas keadilan soaial melalui kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan.

2. Perkembangan Pendekatan SDM
Ada beberapa pendekatan SDM yang dimasukkan dalam pendekatan multidimensional, yaitu:
a. Pendekatan Politik
Pendekatan politik terhadap pemahaman pentingnya manajemen SDM berangkat dari keyakinan yang semnakin mendalam dikalangan para politis bahwa aset terpenting yang dimiliki suatu negara adalah SDM. Berbagai negara didunia, meskipun tidak memiliki sumber daya dan kekayaan alam akan tetapi bila mempunyai SDM yang terdidik, terampil dan mau bekerja keras serta setia kepada bangsa ternyata berhasil meraih kemajuan yang sangat besar.

b. Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ekonomi merupakan pendekatan yang paling erat hubungannya dengan pemahaman meningkatnya perhatian semakin banyak orang paaada manajemen sumber daya manusia. Karena Sumber daya manusia sering dipandang sebagai salah satu faktor produksi dalam usaha menghasilkan barang atau jasa oleh satuan – satuan ekonomi

c. Pendekatan Hukum
Salah satu indikator kehidupan masyarakat modern adalah semakin tingginya kesadaran para warga masyarakat akan pentingnya keseimbangan antara hak dan kewajiban masing – masing. Semakin meningkatnya kesadaran demikian biasanya dipandang sebagai salah satu akibat salah satu akibat positif dari tingkat pendidikan para warga masyarakat.
Sebagai makhluk ekonomi, tiap warga berkewajiban menumbuhkan dan memelihara solidaritas sosial. Hal ini berarti antara lain, bahwa seorang kaya harus menyadari bahwa kekayaan yang dimilikinya itu memiliki fungsi sosial, misalnya dalam bentuk penggunaanya dalam bentuk lapangan kerja yang dapat dinikmati orang lain dan tidak hanya diri sendiri auat keluarganya.Apabila dikaitkan dengan manajemwen sumber daya manusia pada tingkat mikro yaitu tingkat organisasipun harus dihindari timbulnya kesenjangan ekonomi yang terlalu lebar antara pemilik modal, para manajer dan tenaga profesional disatu pihak dengan pekerja dipihak lain.

d. Pendekatan Sosio– Kultural
Manajemen sumber daya manusia juga memerlukan pendekatan sosio-kultural karena berkaitan langsung dengan harkat dan martabat manusia, selain itu juga manajemen sumber daya manusia ini bersifat universal dan penerapannya tidak pernah bebas nilai.
Pendekatan sosio-budaya terlihat lebih jelas lagi apabila diingat bahwa manajemen SDM, baik disoroti dari sudut teori maupun aplikasinya selalu bersifat situasional. Meskipun demikian hal yang tidak perlu dilupakan ialah sistem nilai yang berlaku dalam suatu organisasi merupakan bagian dari kultur yang dianut oleh masyarakat luas, akan tetapi biasanya terdapat perbedaan – perbedaan yang bersifat idiosinkronatik yang tidak boleh menyimpang dari nilai – nilai sosial yang berlaku. Perbedaan ini timbul akibat beberapa faktor seperti : sejarah organisasi, dasar filsafati pembentukan organisasi, filsafat hidup pendiri organisasi, jenis kegiatan organisasi, konfigurasi anggotanya, para stakeholders dan barang atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi.

e. Pendekatan Administratis
Secara makro, tujuan dan cita – cita serta harapan suatu bangsa diusahakan pencapaiannya dan perwujudannya melalui organisasi yang disebut negara. Secara mikro, tujuan dan cita – cita serta harapan sekelompok orang yang merasa memiliki kesamaan kepentingan juga diusahakan pencapainnya melalui organisasi, seperti organisasi politik, organisasi niaga dan lainnya.
Secara Filsafati terdapat 3 titik tolak pemikiran utama kenapa efisiensi, efektifitas dan produktifitas perlu ditingkatkan :
  1. Sumber daya bukan manusia yang bersedia atau dapat disediakan oleh organisasi selalu terbatas, meskipun tujuannya disitu individualis dan organisasional yang tidak terbatas.
  2. Meskipun sumber daya, dana dan sarana serta prasarana kerja mutlak diperlukan, hal- hal tersebut pada dirinya tidak rnenigkatkan efisiensi, efektiftas, dan produktivitas organisasi.
  3. Manusia merupakan sumber terpenting dalam organisasi sekaligus merupakan “ miliknya “ yang paling berharga yang artinya bahwa manusia harus diperlakukan sesuai harkat dan martabatnya, sehingga berperilaku positif dalam kehidupan berorganisasi.
f. Pendekatan Teknologikal
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai dampak yang sangat kuat terhadap manajemen sumber daya manusia, dampak tersebut dapat bersifat negatif karena pesan yang segera timbul ialah bahwa pemanfaatan berbagi hasil temuan di bidang teknologi berakibat pada kurangnya kesempatan kerja, karena semakin banyankya kegiatan yang dilakukan manusia diambil alih oleh mesin.

Keberhasilan pendekatan teknologikal terletak pada kearifan manusia menggabungkan kemajuan dibidang teknologi dengan manjemen sumber daya manusia yang berangkat dari harkat dan martabat manusia. Dalam pendekatan teknologikal terdapat perubahan – perubahan internal yang beranekaragam bentuknya seperti perluasan atau penyempitan usaha dan kegiatan, pemanfaatan teknologi dan sebagainya. Sedangkan perubahan eksternal dapat bersumber dari berbagai faktor seperti faktor pendidikan, faktor kesehatan, faktor kependudukan, dan faktor ketidak pastiaan dalam menghadapi masa depan.

3. Masalah Pengembangan SDM
Dalam konsepsi dan pelaksanaan sering di rasakan adanya masalah yang merupakan dua kutub yang berbeda, yaitu antara pertumbuhan ekonomi dan Sumber daya Manusia yang besar. Hal ini terjadi karena titik pemikiran dan cara-cara pendekatan mengenai modal pokok pembangunan hanya pada tersedianya dana. Khususnya pemerintah yang berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebaliknya ada pula anggapan bahwa adanya jumlah penduduk yang besar hanya merupakan beban pembangunan dan penciptaan kesempatan kerja dianggap sebagai masalah sampingan di dalam pembangunan tersebut.

Umumnya ada 2 modal pokok yang penting bagi Negara-negara berkembang untuk mengatasi keterbelakangan yang berabad-abad dengan tujuan untuk mencapai tujuan Negara dan modern. Modal pokok tersebut adalah Sumber daya alam yang potensial dan masih terpendam serta sumber-sumber daya manusia berupa penduduk baik secara kualitas maupun kuantitas. Untuk meningkatakan atau mengintegrasikan SDA dan SDM tersebut kedalam pembangunan masih diperlukan modal dan teknologi.

Manajemen SDM berbeda dengan SDA, manajemen SDM saangat ditentukan oleh sifat sumber – sumber daya manusia itu sendiri yang selalu berkembang baik jumlahnya maupun mutunya, sedangakan sumber – sumber daya alam jumlah absolutnya tidak berkembang . Manajemen SDM harus dapat mencari keseimbangan antara jumlah dan mutu sumber daya manusia itu dengan kebutuhan – kebutuhan sesuatu negara dalam pembangunan nasional
Ada 2 aspek SDM yaitu yang pertama, negara – negara dimana kekurangan SDM akibat pertumbuhan penduduk sangat rendah, sedangkan tingkat dan kemajuan ekonomi cukup tinggi dan pesat. Yang kedua yakni, negara – negara dimana masih terdapat kelebihan sumber – sumber daya manusia dibandingkan dengan tingkat perkembangan perekonomian nasional.


Read More..

TANTANGAN MANAJEMEN SDM

Tantangan-tantangan Manajemen Sumber Daya Manusia

Globalisasi memberikan implikasi terbukanya peluang bagi para manajemen dalam berbagai bidang untuk memberikan solusi alternative kepada pengguna untuk memperoleh kualitas layanan unggul. Hal ini memberikan tantangan bagi suatu organisasi perusahaan untuk menghasilkan kualitas layanan prima.

Organisasi dengan subsistem manusianya merupakan kesatuan system yang bertujuan mencapai berbagai sasaran yang telah ditetapkan organisasi. Pendekatan untuk meningkatkan daya saing melalui peningkatan produktivitas personel dalam era kompetisi yang semakin meningkat telah menjadi salah satu upaya kunci keberhasilan organisasi. Kenyataan telah menunjukkan semakin banyak organisasi yang bergantung pada para karyawan yang inovatif,kreatif, dan terampil.



Sementara lingkungan bisnis yang telah berubah menuntut adanya pandangan jauh ke depan searah jalannya organisasi agar tetap stabil dan sigap mengatasi perubahan-perubahan. Dengan demikian, organisasi perlu memiliki pemimpin yang visioner yang mampu melihat ke depan, memprediksi perubahan yang akan terjadi, melakukan penyesuaian dalam organisasi, dan menjembatani tuntutan bisnis sekaligus menjadi ktalisator pengembangan SDM. Pusat pengembangan potensi SDM mengambil peran untuk memetakan profil kompetensi SDM yang dimiliki organisasi saat ini berdasarkan criteria- criteria yang dibutuhkan untuk masa datang.

Organisasi harus mencari jalan untuk mengurangi hambatan-hambatan. Pertama, organisasi harus belajar keanekaragaman dari budayadan nilai-nilai anggotanya.Keedua, organisasi harus mengembangkan budaya organiasasi sendiri melalui komunikasi yang baik dengan anggotanya. Untuk mendukung usaha mengembangkan budaya organisasi, harus ada perubahan pada kebijakan SDM.

Faktor Eksternal Organisasi
Faktor lingkungan atau keadaan yang bersumber dari luar organisasi yang dapat menghambat usaha peningkatan fungsi SDMyang mendukung tercapainya tujuan organisasi.
Faktor tersebut adalah angkatan kerja, peraturan/hukum perundang-undangan, persaingan, konsumen, serta perubahan teknologi, ekonomi, dan masyarakat.

1. Angkatan Kerja
Angkatan Kerja merupakan kelompok individu dari luar yang menjadi pekerja dalam organisasi. Kemampuan dari tenaga kerja organisasi menentukan seberapa besar dapat meraih misinya. Sejak tenaga kerja baru dipekerjakan dari luar organisasi , angkatan kerja dipertimbangkan sebagai factor lingkungan eksternal. Angkatan kerja selalu berubah dan pergantian ini menimbulkan perubahan angkatan kerja dalam organisasi. Perubahan ini meliputi ras, jenis kelamin/gender, usia, nilai, dan norma budaya.

2. Legal Consideration
Masalah signifikan lain yang mempengaruhi SDM berhubungan dengan undang-undang local dan Negara bagian adalah tentang peluang kerja yang sama (equal employment opportunity).
Untuk menghindari masalah ras, warna kulit, agama, jenis kelamin atau negeri asal maka dibentuk suatu badan/komisi untuk menangani masalah tersebut. Equal Employment Opportunity Comission merupakan komisi yang diberi kuasa unuk menyelidiki keluhan-keluhan diskriminasi pekerjaan dan menggugat atas nama pihak yang mengeluh. Masalah hukum, keputusan pengadilan dan tindakan afirmatif berakibat pada aktivitas SDM.

3. Persaingan
Untuk menaikkan pangsa pasar, sebuah organisasi harus mengandalkan pada satu dari dua peluang yang terbuka, yaitu :
  • Organisasi itu harus mendapatkan lebih banyak pelanggan, baik dengan mengumpulkan pangsa pasar yang lebih besar maupun dengan menemukan cara peningkatan ukuran pasar itu sendiri.
  • Organisasi itu harus mengalahkan pesaing dalam memasuki dan memenangkan pasar yang sedang berkembang.
  • Cara manapun yang digunakan organiasi harus menganalisis pesaing dalam menetapkan strategi pemasaran yang terarah dalam rangka member kepuasan yang lebih besar kepada pelanggan.
4. Konsumen
Konsumen menukarkan sumber daya yang pada umumnya berbentuk uang dengan produk dan jasa organisasi . Konsumen bisa terdiri dari lembaga seperti sekolah, rumah sakit, atau kantor pemerintah, atau organisasi lain seperti kontraktor, distributor, pabrik atau individual.
Taktik menjual bervariasi menurut pelanggan dan situasi pasar. Biasanya dilakukan analisis pelanggan potensial dan kondisi pasar srerta menentukan kampanye pemasaran berdasar analisis tersebut.

Konsumen merupakan suatu hal yang tidak pasti bagi organisasi. Selera dan cita rasa pelanggan dapat berubah. Setiap saat perubahan konsumen dapat menjadi puas atau tidak puas dengan jasa atau produk organisasi. Dengan demikian, organisasi haus dapat mengenali perubahan selera atau kebutuhan konsumen.

Semakin lama secara umum, ada kecendrungan konsumen menjadi semakin kuat posisi relatifnya terhadap organisasi.Hal ini disebabkan tingkat pendidikan masyarakat semakin maju sehingga konsumen ssemakin mengetahui hak-haknya. Organisasi yang ingin berkembang dan mendapatkan keunggulan kompetitif harus dapat memberikan produk berupa barang atau jasa yang berkualitas dengan harga yang bersaing, pengantaran barang lebih cepat, dan layanan yang baik pada para pelanggan. Untuk memenuhi kepuasan pelanggan pada industry jasa, kualitas layanan sangat penting dikelola. Kualitas layanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang dipersepsi dengan tingkat pelayanan yang diharapkan.

5. Teknologi
Teknologi adalah pengetahuan, peralatan, dan teknik yang digunakan untuk mengubah bentuk masukkan (bahan baku, infromasi, dsb) menjadi keluaran (produk dan jasa). Perubahan teknologi dapat membantu organisasi untuk menyediakan produk yang lebih baik atau menghasilkan produk secara efisien.

Teknologi akan mempengaruhi manajemen personalia karena teknologi mampu mengubah pekerjaan dan keterampilan yang dibutuhkan organisasi untuk memproduksi barang atau jasa.
Otomatisasi adalah cara lain di mana teknologi mempenagruhi bidang maajemen personalia. Pengenalan computer ke bank mengubah kebutuhan tenaga kerja. Sebelum ada computer, personalia merekrut sejumlah besar karyawan tanpa keterampilan dan yang memiliki sedikit keterampilan.

Namun, computer memerlukan programmer dan analisis system dengan keterampilan tinggi. Selain itu, diperlukan karyawan yang memeiliki keterampilan untuk memproses informasi dengan computer. Oleh karena itu, departemen SDM dari bank secara dramatis mengubah program rekrutmen dan pelatihan mereka.

6. Politik
Variabel unsure politik termasuk UU, peraturan, dan kepeutusan pemerintah yang mempimpin dan mengatur segala perilaku usaha.
Banyak peraturan dan perundang-undangan yang mempengaruhi organisasi dihasilkan melalui proses politik. Peran pemerintah dalam mempengaruhi kegiatan organisasi dapat dilihat dari pembicaraan pemerintah sebagai lingkungan eksternal. Politik internasional akan berpengaruh pula pada kegiatan suatu organisasi. Oleh karena itu perubahan-perubahan politik harus diperhatikan oleh manajemen. Aspek politik ini berpengaruh pula pada dimensi komunitas kaum imigran urban terhadap calon senat unggulan yang dulunya bukan berasal dari daerah pemilihan yang kuat. Namun dengan adanya gelombang imigran pendatang ini, para calon senat mulai mengalihkan konsentrasi mereka pada daerah-daerah urban yang memiliki suara potensial bagi pemilihan suaranya.

7. Ekonomi
Kondisi ekonomi secara umum sangat menentukan keberhasilan organisasi. Upah, harga yang ditetpkan oleh pemasok dan pesaing, serta kebijakan fiscal pemerintah akan mempengaruhi biaya produksi barang dan penawaran jasa serta kondisi pasar tempat kita menjual.
Indikator ekonomi umum mengukur pendapatan dan produk nasional, tabungan, investasi, harga, upah, produktivitas, lapangan kerja, aktivitas pemerintah, pengangguran, kebijakan moneter, lalu lintas devisa, suku bunga, lembaga keuanagan bank dan nonbank, serta inflasi dan transaksi internasional.

Semua factor ini bervariasai sepanjang waktu merupakan tugas dari sumber daya organisasi untuk membuat ramalan ekonomi dan mengantisipasi perubahan.
Persaingan global semakin meningkat membuat Negara berkembang menargetkan pasar khusus. Persaingan ini menunutut semua organisasi untuk lebih produktif. Robot dan kemajuan teknologi lainnya membantu meningkatkan produktivitas. Namun pada akhirnya robot dirancang, dipasang, diprogram, dan dirawat oleh manusia untuk menenuhi tekanan ekonomi yang diakibatkan oleh persaingan yang meningkat. Para professional SDM perlu menemukan cara yang lebih inovatif untuk membantu manajer meningkatkan produktivitas melalui SDM.

8. Demografi
Demografi tenaga kerja menggambarkan komposisi berikut : tingkat pendidikan, usia, suku, jenis kelamin, persentase populasi yang berpartsipasi dalam tenaga kerja, dan karakteristik lainnya. Perubahan dalam demografi tenaga kerja biasanya diketahui lebih dahulu, terjadi secara perlahan, dan diikuti dengan baik. Misalnya peningkatan tingkat pendidikan penduduk adalah kecenderungan yang bergerak perlahan. Beberapa perusahaan seperti General Motor menganggap demografi begitu penting sehingga mereka mempekerjakan demographer mereka sendiri. Meskipun bergerak perlahan, kecendrungan ini dapat berpengaruh penting pada aktivitas sumber daya lama.
Selama tahun 1970-an misalnya, perkembangan tenaga kerja di Amerika berasal dari wanita yang mencari kerja. Mayoritas perkembangan tenaga kerja secara historis berasal dari pria. Nilai dan hokum yang berubahan telah menyebabkan tingkat partisipasi yang lebih besar oleh wanita dalam pasar kerja. Nilai budaya lama bahwa “ Pria bekerja dan wanita menunggu di rumah’ telah mengalami modifikasi radikal.

Faktor Internal Organisasi
Faktor lingkungan atau keadaan yang bersumber dari dalam organisasi sendiri yang dapat menghambat usaha peningkatan fungsi SDM untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi.
Faktor tersebut antara lain misi, kebijakan, budaya organisasi, serikat pekerja, dan pemegang saham.

Adapun variable internal dapat dijelaskan sbb :
1. Misi
Sesuatu yang menyangkut keberadaan organisasi. Di dalam masyarakat, setiap entitas mempunyai peranan sendiri. Peranan tersebut akan menentukan misi atau maksud keberadaan mereka dalam masyarakat tersebut.
Jika mereka tidak mempunyai misi atau maksud keberadaan mereka maka entitas tersebut tidak akan mempunyai eksistensi. Misi entitas bisnis biasanya memproduksi atau mendistribusikan barang/jasa ekonomis. Misi keberadaan departemen SDM akan individu yang memiliki nilai potensial dan kompetitif. Dengan demikian, adanya misi yang jelas dan terarah akan membawa riset SDM pada focus strategis yaitu memenuhi kebutuhan penawaran dan permintaan barang yang sebenarnya dari organisasi.

2. Kebijakan
Kebijakan juga merupakan rencana karena merupakan pernyataan atau pemahaman umum yang membantu mengarahkan pengambilan keputusan. Seringkali kebijakan merupakan pernyataan tidak tertulis. Kebijakan membatasi pengambilan keputusan dalam wilayah tertentu dan memastikan agar keputusan tersebut konsisten dan mengarah pada tujuan organisasi. Kebijakan memberi ruang inisiatif dalam pengambilan keputusan. Kebijakan dapat ditemui pada jenjang yang palng bawah sampai atas.
Kebijakan juga dapat ditemui pada departemen organisasi, seperti pemasaran atau keuangan. Membuat kebijakan yang konsisiten dengan tujuan organisasi bukan merupakan pekerjaan mudah. Ada beberapa alas an. Pertama, beberapa kebijakan tidak tertulis. Dan yang Kedua, inisiatif otonomi dalam kebijakan dapat menghasilkan variasi yang cukup besar dalam pengambilan keputusan.

3. Budaya Perusahaan
Budaya Perusahaan merupakan system dari nilai-nilai dan kepercayaan yang disepakati bersama yang memberi arti pada anggota dari organisasi tersebut dan aturan-aturan yang berlaku. Nilai-nilai ini bervarisasi bergantung pada pandangan masing-masing. Nilai-nilai ini juga menciptakan peluang dan rencana strategis. Seperti sikap dan kepribadian yang membentuk individu, budaya organisasi membentuk tanggapan dari anggota¬ anggotanya.

Perubahan cultural seperi penyalahgunaan obat terlarang dan kebebasan seksual telah menghadapkan departemen SDM pada tantangan utama di banyak organisasi. Karyawan yang baru diperkerjakan dan bahkan yang telah bekerja diharuskan menyerahkan hasil tes bebas narkoba.

Hal ini dipandang sebagai penjajahan hak individu. Penyebaran AIDS yang pesat pun kini menjadi tantangan departemen SDM untuk turut serta memecahkan masalah karyawan yang berkenaan pekerjaan yang terinfeksi AIDS. Hal ini menimbulkan tantangna tersendiri dalam bidang asuransi, bagaimana departemen SDM menentukan cara untuk melanjutkan asurasi kesehatan untuk membayar pasien AIDS dan agar AIDS tercantum dalam asuransi kesehatan karyawan.

4. Pemegang Saham dan Dewan Direksi
Pemilik persahaan disebut pemegang saham. Struktur organisasi public yang besar mempengaruhi organisasi dengan menggunakan hak suara. Secara tradisional, pemegang saham tertarik pada pendapatan investasi dan membiarkan kegiatan operasional organisasi dijalankan oleh manajer.

Pemegang saham memberikan modal ke organisai dalam bentuk penyertaan. Dengan demikian. Hak dan kewajiban melekat pada kepemilikannya. Hak mereka adalah berbagi keuntungan dan berkewajiban menanggung risiko organisasi jika organisasi bangkrut.

5. Serikat Pekerja
Tingkat upah, keuntungan, dan kondisi kerja bagi jutaan pekerja merupakan cerminan keputusan yang dibuat oleh manajemen dan serikat pekerja secara bersama-sama. Serikat pekerja adalah kelompok karyawan yang bersama-sama mewujudkan kesepakatan secara kolektif. Isu-isu dan masalah sentral yang sering dibicarakan antara serikat pekerja dan manajemen antara lain :
  • Wage-related issue, meliputi penentuan upah minimal, penyesuaian upah, penyesuaian biaya hidup, dan tunjangan- tunjangan.
  • Supplementary economic benefits, meliputi rencana pensiun, tunjangan liburan, tunjangan hari raya, jaminan kesehatan, dan keamanan, reporting pay, dan tunjangan sejenis lainnya.
  • Institusional issue, meliputi hak dan kewajiban manajemen, pekerja, dan serikat pekerja, prosedur standar, kualitas kondisi kerja, dan hak-hak lainnya.
  • Administrative issue, meliputi senioritas, disiplin, pemecatan, peraturan, kebijakan, keamanan pekerja, perubahan teknologi, keselamatan kerja dan pelatihan.
6. Sistem Informasi
Kualitas informasi akan mempengaruhi kualitas kontribusi departemen SDm yang digunakan dalam pengambilan keputusan personalia. Departemen manapun dalam organisasi, termasuk personalia, membutuhkan informasi yang akurat dan valid.

Kemampuan untuk memperoleh data dan informasi merupakan tantangan tersendiri bagi departemen personalia . Untuk itu perlu adanya dukungan teknologi yang dapat membantu dan mengembangkan system informasi SDM. Teknologi tersebut diperlukan untuk menyimpan segala informasi vital yang berhubungan dengan SDM, seperti tentang karyawan, pekerja, dan factor-faktor lain sesuai kebutuhan.

Read More..

FAKTOR PENYEBAB PERMINTAAN SDM

FAKTOR PENYEBAB PERMINTAAN SDM

1. Faktor internal sebagai sebab permintaan SDM
Faktor internal adalah kondisi persiapan dan kesiapan SDM sebuah organisasi/perusahaan dalam melakukan operasional bisnis pada masa sekarang dan untuk mengantisipasi perkembangannya dimasa depan. Dengan kata lain faktor internal adalah alasan permintaan SDM, yang bersumber dari kekurangan SDM didalam organisasi/perusahaan yang melaksanakan bisnisnya , yang menyebabkan diperlukan penambahan jumlah SDM. Alasan ini terdiri dari:

  • Faktor Rencana Strategik dan rencana operasional
  • Faktor prediksi produk dan penjualan
  • Faktor pembiayaan (cost) SDM
  • Faktor pembukaan bisnis baru (pengembangan bisnis)
  • Faktor desain Organisasi dan Desain Pekerjaan
  • Faktor keterbukaan dan keikutsertaan manajer
2. Faktor eksternal sebagai sebab permintaan SDM
Faktor eksternal adalah kondisi lingkungan bisnis yang berada diluar kendali perusahaan yang berpengaruh pada rencana strategic dan rencana operasional, sehingga langsung atau tidak langsung berpengaruh pada perencanaan SDM. Faktor eksternal tersebut pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai sebab atau alasan permintaan SDM dilingkungan sebuah organisasi/perusahaan. Sebab atau alasan terdiri dari:
  • Faktor Ekonomi Nasional dan Internasional (Global)
  • Faktor Sosial, Politik dan Hukum
  • Faktor Teknologi
  • Faktor Pasar Tenaga Kerja dan Pesaing
3. Faktor Ketenagakerjaan
Faktor ini adalah kondisi tenaga kerja (SDM) yang dimiliki perusahaan sekarang dan prediksinya dimasa depan yang berpengaruh pada permintaan tenaga kerja baru. Kondisi tersebut dapat diketahui dari hasil audit SDM dan Sistem Informasi SDM (SISDM) sebagai bagian dari Sistem Informasi manajemen (SIM) sebuah organisasi/perusahaan. Beberapa dari faktor ini adalah:
  • Jumlah, waktu dan kualifikasi SDM yang pensiun, yang harus dimasukan dalam prediksi kebutuhan SDM sebagai pekerjaan/jabatan kosong yang harus dicari penggantinya.
  • Prediksi jumlah dan kualifikasi SDM yang akan berhenti/keluar dan PHK sesuai dengan Kesepakatan Kerja Bersama(KKB) atau kontrak kerja, yang harud diprediksi calon penggantinya untuk mengisi kekosongan pada waktu yang tepat, baik yang bersumber internal maupun eksternal.
  • Prediksi yang meninggal dunia
Pada akhirnya dari seluruh penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa PSDM sangat penting untuk dilakukan karena memungkinkan HRD menempatkan Staf yang tepat pada saat yang tepat.

PERAMALAN
Peramalan (forecasting) menggunakan informasi masa lalu dan saat ini untuk mengidentifikasi kondisi masa depan yang diharapkan. Proyeksi untuk masa yang akan datang tentu saja ada unsur ketidaktepatan. Basanya orang yang berpengalaman mampu meramal cukup akurat terhadap benefit organisasi dalam rencana jangka panjang.
Pendekatan-pendekatan untuk meramal SDM dapat dimulai dari perkiraan terbaik dari para manajer sampai pada simulasi komputer yang rumit. Asumsi yang sederhana mungkin cukup untuk jarak tertentu, tetapi jarak yang rumit akan diperlukan untuk yang lain.

Jangka waktu peramalan
  • Peramalan SDM harus dilakukan melalui tiga tahap: perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang.
  • Peramalan terhadap kebutuhan SDM (permintaan)
  • Penekanan utama dari peramalan SDM saat ini adalah meramalkan kebutuhan SDM organisasi atau permintaan kebutuhan akan SDM. Ramalan permintaan dapat berupa penilaian subjektif atau matematis.

Teknik-teknik Metode meramalkan permintaan, yaitu:
1. Metode penilaian terdiri dari:
  • Estimasi dapat top down atau bottom up, tetapi pada dasarnya yang berkepentingan ditanya “Berapa orang yang akan anda butuhkan tahun depan?”
  • Rules of thumb mempercayakan pedoman umum diterapkan pada situasi khusus dalam organisasi . Contoh; pedoman “one operations managers per five reporting supervisors” membantu dan meramalkan jumlah supervisor yang dibutuhkan dalam suatu divisi. Bagaimanapun, hal ini penting untuk menyesuaikan pedoman untuk mengetahui kebutuhan departemen yang sangat bervariasi.
Teknik Delphi menggunakan input dari kelompok pakar. Opini pakar dicari dengan menggunakan kuesioner terpisah dalam situasi diramalkan. Opini pakar kemudian digabungkan dan dikembalikan kepada para pakar untuk opini tanpa nama yang kedua. Proses ini akana berlangsung beberapa pakar hingga pakar pada umumnya asetuju pada satu penilaian. Sebagai contoh, pendekatan ini telah digunakan untuk meramalakan pengaruh teknologi pada Manajemen SDM dan kebutuhan perekrutan staff.
Teknik kelompok Nominal, tidak seperti Delphi, membutuhkan pakar untuk bertemu secara langsung. Gagasan mereka biasanya timbul secara bebas pada saat pertama kali, didiskusikan sebagai kelompok dan kemudian disusun senagai laporan.

2. Metode Matematika, terdiri dari:
  • Analisis Regresi Statistik membuat perbandingan statistik dari hubungan masa lampau diantara berbagai faktor. Sebagai contoh, hubungan secara statistik antara penjualan kotor dan jumlah karyawan dalam rantai retail mungkin berguna dalam meramalkan sejumlah karyawan yang akan dibutuhkan jika penjualan retail meningkat 30 %.
  • Meode Simulasi merupakan gambaran situasi nyata dalam bentuk abstrak sebagai contoh, model ekonometri meramalkan pertumbuhan dalam pemakaian software akan mengarahkan dalam meramalkan kebutuhan pengembangan software.
  • Rasio Produktivitas menghitung rata-rata jumlah unit yang diproduksi perkaryawan. Rata-rata ini diaplikasikan untuk ramalan penjualan untuk menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan, sebagai contoh, suatu perusahaan dapat meramalkan jumlah penjualan representative menggunakan rasio ini.
  • Rasio jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dapat digunakan untuk meramalkan tenaga kerja tak langsung. Sebagai contoh, jika perusahaan biasanya menggunakan satu orang klerikal untuk 25 tenaga kerja produksi, yang rasio dapat digunakan untuk membantu estimasi untuk tenaga klerikal.

Read More..

PROMOSI PEMASARAN

PROMOSI PEMASARAN

A. Arti Definisi / Pengertian Promosi
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.

B. Tujuan Promosi
1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit
3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan
4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.

C. Promotional Mix / Bauran Promosi
Bauran promosi merupakan gabugan dari berbagai jenis promosi yang ada untuk suatu produk yang sama agar hasil dari kegiatan promo yang dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melakukan prmosi sebaiknya dilakukan perencanaan matang yang mencakup bauran promosi sebagai berikut :

1. Iklan seperti iklan koran, majalah, radio, katalog, poster, dll.
2. Publisitas positif maksimal dari pihak-pihak luar.
3. Promosi dari mulut ke mulut dengan memaksimalkan hal-hal positif.
4. Promosi penjualan dengan ikut pameran, membagikan sampel, dll.
5. Public relation / PR yang mengupayakan produk diterima masyarakat.
6. Personal selling / penjualan personil yang dilakukan tatap muka langsung.

Pada kesempatan kali ini fokus akan coba diarahkan pada bagaiman konsep bauran promosi tadi juga berdinamisasi dengan perkembangan zaman, yang terdiri dari advertising (iklan), personal selling (tatap muka), sales promotion (promosi penjualan), publicity (publisitas), internet marketing dan direct marketing.

1. Advertising (iklan), iklan merupakan media promosi yang paling banyak digunakan oleh pemasar sebab memiliki keunggulan cepat dalam menyebarkan informasi dan kemampuan iklan untuk diingat dalam waktu singkat. Bentuk iklan yang biasa digunakan antara lain iklan cetak,elektronik, film, brosur, poster, selebaran, billboard dan sebagainya.

2. Personal selling (tatap muka), komunikasi langsung antara penjual dan calon pelanggan untuk memeprkenalkan suatu produk. Contohnya penjulan dengan jasa sales, penjulan lewat toko, pasar malam, persentasi penjualan.

3. Sales promotion (promosi penjualan), adalah bentuk persuasif secara langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli konsumen. Contohnya dengan adanya undian berhadiah, diskon, sampel produk,coba gratis, hadiah bagi langganan, pengembalian uang dan sebagainya

4. Publicity (publisitas), yaitu bentuk penyajian, promosi, penyebaran ide, barang dan jasa yang dilakukan oleh pihak atau organisasi lain yang bukan produsen dari produk tersebut (promosi secara cuma-cuma). Contohnya bisnis atau produk yang diiklankan oleh majalah atau televisi karena kelebihannya (semisal wisata kuliner), acara seminar, pidato dan sebagainya.

5. Internet marketing (pemasaran lewat internet), berbeda dengan bauran promosi lainnya pada internet marketing terdapat diversifikasi dengan adanya fungsi-fungsi seperti penerima, adanya informasi dan gambar, berbagai pertanyaan, respon terhadap pertanyaan atau keluhan, dan terakhir mampu melaksankan transaksi pembelian. Banyak perusahaan mempunyai website pribadi, yang dimana website tersebut juga berfungsi untuk mempromosikan dan menjual produknya secara online. Dengan adanya internet marketing ini perusahaan dapat melakukan promosi keseluruh dunia dan produk mereka pun dapat dibeli oleh setiap orang dimanapun mereka berada. Contohnya adalah toko buku amazon.com.

6. Direct marketing (pemasaran langsung), sistem pemasaran yanng bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Caranya bisa lewat datang langsung ke konsumen, lewat telepon, pos dan sebagainya.

Pada implementasinya setiap perusahaan yang ada tidak hanya fokus menggunakan satu atau dua dimensi bauran promosi saja, akan tetapi mereka selalu menggunakan kombinasi dari semua dimensi bauran promosi yang ada.

Hal ini mengindikasikan bahwa antara satu dimensi bauran promosi dengan yang lainnya saling mendukung dan menyempurnakan. Maka jangan heran ketika kita menjumpai fakta bahwa budget perusahaan untuk berpromosi jumlahnya begitu besar bahkan mencapai milyaran rupiah.



Read More..

LEMBAGA-LEMBAGA PEMASARAN

Lembaga-Lembaga Pemasaran

- Defenisi:
Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya.

Lembaga pemasaran muncul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu (time utility), tempat (place utility), dan bentuk (form utility).

- Tugas lembaga pemasaran:
Lembaga pemasaran bertugas untuk menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin.
Imbalan yang diterima lembaga pemasaran dari pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran adalah margin pemasaran (yang terdiri dari biaya pemasaran dan keuntungan). Bahagian balas jasa bagi lembaga pemasaran adalah keuntungan yang diperoleh dari kegiatan pemasaran.

- Golongan lembaga pemasaran:
1. Menurut penguasaannya terhadap komoditi yang diperjual belikan, lembaga pemasaran dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:
  • Lembaga yang tidak memiliki komoditi, tetapi menguasai komoditi, seperti agen dan perantara, makelar (broker, selling broker, dan buying broker)
  • Lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi-komoditi yang dipasarkan, seperti: pedagang pengumpul, tengkulak, eksportir, dan importir.
  • Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan menguasai komoditi yang dipasarkan, seperti perusahaan-perusahaan yang menyediakan fasilitas transportasi, auransi pemsaran, dan perusahaan yang menentukan kualitas produk pertanian (surveyor).
2. Berdasarkan keterlibatan dalam proses pemasaran, yaitu:
  • Tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan dengan petani. Tengkulak melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai, ijon maupun kontrak pembelian.
  • Pedagang pengumpul, yaitu lembaga pemasaran yang menjual komoditi yang dibeli dari beberapa tengkulak dari petani. Peranan pedagang pengumpul adalah mengumpulkan komoditi yang dibeli tengkulak dari petani-petani, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemasaran seperti pengangkutan.
  • Pedagang besar, untuk lebih meningkatkan pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran maka jumlah komoditi yang ada pada pedagang pengumpul perlu dikonsentrasikan lagi oleh lembaga pemasaran yang disebut pedagang besar. Pedagang besar juga melaksanakan fungsi distribusi komoditi kepada agen dan pedagang pengecer
  • Agen penjual, bertugas dalam proses distribusi komoditi yang dipasarkan, dengan membeli komoditi dari pedagang besar dalam jumlah besar dengan harga yang realtif lebih murah.
  • Pengecer (retailers), merupakan lembaga pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen. Pengecer merupakan ujung tombak dari suatu proses produksi yang bersifat komersil. Artinya kelanjutan proses produksi yang dilakukan oleh produsen dan lemabaga-lembaga pemasaran sangat tergantung dengan aktivitas pengecer dalam menjual produk ke konsumen. Oleh sebab itu tidak jarang suatu perusahaan menguasai proses produksi sampai ke pengecer.
Seluruh lembaga-lembaga pemasaran tersebut dalam proses penyampaian produk dari produsen ke konsumen berhubungan satu sama lain yang membentuk jaringan pemasaran.
Arus pemasaran (saluran pemasaran) yang terbentuk dalam proses pemasaran ini beragam sekali, misalnya:
  • Produsen berhubungan langsung dengan konsumen akhir
  • Produsen – tengkulak – pedagang pengumpul – pedagang besar – pengecer – konsumen akhir
  • Produsen – tengkulak – pedagang besar – pengecer – konsumen akhir
  • Produsen – pedagang pengumpul – pedagang besar – pengecer – konsumen akhir
  • dll
Hubungan antar lembaga-lembaga tersebut akan membentuk pola-pola pemasaran yang khusus. Pola pemasaran yang terbentuk selama pergerakan arus komoditi pertanian dari petani ke konsumen akhir disebut sistem pemasaran.

Fungsi-Fungsi Lembaga Pemasaran
1. Pengecer (Retailer)
Fungsi-fungsi pemasaran yang dilaksanakan adalah:
  • mengkombinasikan beberapa jenis barang tertentu
  • melaksanakan jasa-jasa eceran untuk barang tersebut
  • menempatkan diri sebagai sumber barang-barang bagi konsumen
  • menciptakan keseimbangan antara harga dan kualitas barang yang diperdagangkan
  • menyediakan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen
  • melaksanakan tindakan-tindakan dalam persaingan
Klasifikasi pedagang pengecer:

a. Berdasarkan luasnya product line (jenis produk), terdiri dari:
  • Speciality store, yaitu pengecer yang menjual hanya satu macam produk. Misalnya toko pakaian anak-anak, pakaian wanita, dll.
  • Toko Serba Ada (TOSERBA) atau department store, yaitu golongan pengecer yang menjual berbagai macam product line. Biasanya toserba memiliki volume usaha yang besar, kondisi keuangan kuat, dan beroperasi sebagai perusahaan,
  • Single line store, yaitu pengecer yang hanya menjual satu macam product line, seperti toko buah, toko makanan, toko bangunan, dll.
b. Berdasarkan bentuk pemilikan, terdiri atas:
  • Independent store, yaitu kepemilikan perorangan, yang sekaligus berfungsi sebagai pimpinan,
  • Corporate chain store, yaitu beberapa toko yang berada dibawah satu organisasi, dan dimiliki oleh sekelompok orang. Masing-masing toko menjual product line yang sama dan struktur distribusinya juga sama.
c. Berdasarkan penggunaan fasilitas, dibedakan atas:
  • Store retailer atau toko pengecer, yaitu pengecer yang memiliki toko sendiri, atau tempat menjual barang-barang,
  • Non store retailer atau pengecer tanpa toko, yaitu pengecer yang menjual produknya dengan menggunakan fasilitas lain, seperti: menjajakan produk dari rumah ke rumah, penjualan melalui pos, penjualan melalui internet, penjualan melalui mesin otomatis, dll.
d. Berdasarkan ukuran toko, dibedakan atas:
  • Pengecer kecil (small scale retailer)
  • Pengecer besar (large scale retailer)
2. Pedagang besar (wholesaler)
Menurut fungsi yang dilakukan pedagang besar dapat digolongkan menjadi:
  • Pedagang besar dengan fungsi penuh (full function wholesaler), yaitu: pedagang besar yang melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran secara keseluruhan, mulai dari: fungsi pembelian – penjualan – pengangkutan – penyimpanan – fungsi keuangan – fungsi pengambilan resiko, dll. Dalam menjalankan aktivitasnya pedagang besar dalam ketegori ini biasanya selalu menjaga persediaan yang cukup dan lengkap, menggunakan beberapa penjual (salesman), dan melakukan hubungan-hubungan secara teratur dengan pengecer.
  • Pedagang besar dengan fungsi terbatas (limited function wholesaler), yaitu: pedagang besar yang hanya menjalankan fungsi atau jasa yang terbatas. Dasar pertimbangan meninggalkan fungsi lain adalah untuk efisiensi dan mengurangi resiko dalam pemsaran. Dalam hal ini fungsi-fungsi tersebut terbagi pada produsen, dan pedagangn pengecer. Pedagangan besar yang masuk dalam golongan fungsi terbatas adalah:
  1. Mail order wholesaler, yaitu: pedagang besar yang melakukan penyaluran barang secara sentral, melalui pos, tanpa menggunakan penjual.
  2. Chas and carry wholesaler, yaitu: pedagang besar yang melakukan perdagangan secara tunai, dan tidak melakukan penghantaran barang (non delivery order), bisanya jumlah barang-barangnya terbatas.
  3. Drop shipper, yaitu: pedagang besar yang tidak melakukan penyimpanan, kegiatan yang dilakukan biasanya melalui telepon, sehingga menghemat biaya eksploitasi (biaya eksploitase rendah),
  4. Raak Jobber, yaitu: pedangan besar yang khusus memberikan jasa dan mengatur barang-barang miliknya di toko pengecer,
  5. Wagon Jobber, yaitu pedagang besar yang khusus melayani perdagangan barang-barang secara cepat, terutama barang yang mudah rusak dan busuk.
3. Agen Penunjang (Facilitating Agent)
Agen merupakan salah satu perantara yang penting dalam saluran distribusi, karena dapat membantu dalam pelaksanaan fungsi pemasaran secara baik dan lebih efisien, karena agen membantu pedagang dalam memindahkan produk.

Agen penunjang dapat dikategorikan berdsarkan fungsi yang dilakukan, yaitu:
  • Agen pembelian dan penjualan (purchasing and sales agent), yaitu: lembaga pemasaran yang bekerja atas kontrak tertentu untuk melakukan pembelian barang, dengan menerima sejumlah komisi atas penggunaan jasa pembelian, tidak berhak atas barang yang dibeli atau dijual, dan tidak dapat bertindak menyaingi pedagang yang pengontrak. Jenis-jenis agen pembelian dan penjualan adalah:
  1. Free lance broker (makelar), yaitu: pelaku pemasaran yang tidak memiliki daerah yang tetap, dan dapat merundingkan penjualan untuk siapapun, tidak ada batasan wilayah, terikat masalah harga, syarat, dan kondisi penjualan dengan pengontrak.
  2. Agen pabrik (manufacturer’s agent), yaitu: agen yang mengadakan perundingan untuk menjual barang-barnag dari pengontraknya. Agen pabrik mempunyai ikatan dengan pengontrak dalam hal wilayah, harga, syarat, dan kondisi penjualan.
  3. Agen penjual (sales agent), yaitu: agen yang dikontrak oleh perusahaan untuk menjualkan produk perusahaan dalam wilayah yang tidak terbatas.
  4. Agen pembelian (purchasing agent), yaitu: agen yang bertindak sebagai pembeli (kadang disebut pembeli tetap), dan mencari sumber-sumber persediaan (supply) untuk beberapa pedagang pengontrak. Biasaya dilakukan oleh chain store dan toko serba ada.
  • Agen pengangkutan, terdiri dari dua kategori, yaitu: 1) bulk transportation agencies (agen pengangkut borongan), dan 2) specialty shippers (agen pengangkutan khusus).
  • Agen penyimpanan (storage agent), terdiri dari: 1) pedagang komisi, 2) gudang umum (public warehouse)
  • Franchise, yaitu: seorang penjual memberikan hak kepada seorang pembeli untuk memasarkan barang-barangnya, tetapi pembeli harus bersedia mengikuti kebijaksanaan yang ditetapkan oleh penjual dan tidak menjual barang-barang saingan. Dalam franchising biasanya terdapat adanya kerjasama mengenai soal harga, periklanan, dan kebijaksanaan-kebijaksanaan lainnya. Franchising ada 2 bentuk, yaitu 1) product franchising, yaitu: kerjasama penjualan barang secara individual, missal pengecer yang menjual bermacam-macam barang tetapi bukan barang saingan, dan 2) business franchising yaitu: meningkatkan kerjasama dan komunikasi dalam saluran.

Read More..

PERMINTAAN KONSUMEN

Permintaan Konsumen

A. Defenisi
Permintaan adalah jumlah barang yang akan dibeli oleh konsumen pada keadaan, waktu dan harga tertentu.
Hukum Permintaan, adalah apabila harga barang naik, maka jumlah permintaan akan turun, dan sebaliknya.

B. Macam-macam Permintaan

  • Permintaan Individu, yaitu jumlah barang yang akan dibeli seorang konsumen pada berbagai harga.
  • Permintaan Agregat, yaitu jumlah suatu barang yang akan dibeli oleh seluruh individu pada suatu pasar.
  • Permintaan Konsumen (consumtion demand), adalah jumlah barang yang akan dibeli konsumen akhir di suatu pasar eceran pada harga dan jangka waktu tertentu.
  • Permintaan turunan (derived demad), adalah permintaan tidak langsung sperti permintaan yang terdapat di berbagai tingkat pedagang perantara atau pasar pengolahan.
C. Permintaan dan Konsumsi Keluarga
Ciri-cirinya :
 Konsumsi untuk seluruh bahanmakan oleh keluarga relative stabil
 Pengeluaran keluarga untuk bahan makanan merupakan suatu pengeluaran pokok keluarga.
 Bagian dari pendapatan konsumen yang dikeluarkan ntuk bahan makanan berkurang akibat bertambahnya pendapatan.
 Tidak semua kelompok bahan makanan dikonsumsi dalam jumlah sama banyak, tapi lebih banyak pada kelompok bahan-bahan makanan tertentu.
 Bahan makanan tertentu relative penting, konsumsinya pun akan berubah sepanjang tahun.

D. Pendapatan Konsumen
Ciri-cirinya :
  • Bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk bahan makanan besarnya relative sama sepanjang tahun apabila jumlah pendapatan tidak berubah.
  • Dalam jangka pendek apabila pendapatan naik, maka uang yang dibelanjakan untuk bahan makanan akan bertambah, tapi tidak secepat kenaikan pendapatan.
  • Konsumen dengan pendapatan tinggi akan lebih banyak membelanjakan uangnya untuk bahan makan dibandingkan konsumen berpendapatan rendah karena :
  1. Mereka membeli lebih banyak bahan makanan
  2. Mengkonsumsi lebih banyak makanan yang harganya lebih mahal
  3. Mengkonsumsi lebih banyak jenis/ragam bahan makanan.
  4. Membeli produk dalam berbagai bentuk.
  5. Membayar lebih banyak untuk layanan.
  • Dalam satu tahun pesrsentase uang yang dibelanjakan untuk bermacam-macam bahan makanan bervariasi secara meluas di masing-masing keluarga.
  • Perubahan dalam pendapatan dapat berpengarun pada konsumsi dengan cepat.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
1. Harga barang tersebut
Yaitu jika harga naik maka jumlah permintaan barang akan turun dan sebaliknya jika harga barang turun maka jumlah permintaannya akan naik.
2. Adanya barang pengganti/barang pelengkap.
Barang pengganti (substitusi) yaitu barang yang dapat menggantikan fungsi suatu barang. Contohnya : beras dengan jagung.
Barang pelengkap (komplemen) yaitu barang yang digunakan bersama-sama dengan barang lain. Contohnya : gula dengan kopi.
3. Tingkat pendapatan.
Perubahan Tingkat pendapatan akan mempengaruhi permintaan barang.
Berdasarkan perubahan permintaaan suatu barang karena perubahan pendapatan konsumen makan jenis barang dibedakan atas :
  • Barang normal, yaitu barang yang mengalami kenaikan permintaan akibat kenaikan pendapatan konsumen.
  • Barang Inferior (tuna nilai), yaitu barang yang menurun permintaannya apabila pendapatan konsumen naik dan sebaliknya.
4. Jumlah Konsumen,
Makin banyak konsumen maka permintaan barang akan naik dan sebaliknya
5. Selera (preferensi) konsumen.
Selera dipengaruhi oleh : umur, pendidikan, agama, adat,dll.

F. Elastisitas Permintaaan
Yaitu pengukuran kuatitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan.

Suatu penurunan harga barang akan menyebabkan konsumen untuk :
  • Membelanjakan uang lebih banyak dari sebelumnya untuk barang-barang yang permintaan elastic.
  • Membelanjakan uang dalam jumlah yang sama dengan sebelumnya untuk barang-barang yang permintaannya elastic uniter
  • Membelanjakan uang lebih sedikit dari sebelumnya untuk barang-barang yang permintaanya tidak elastic .
Suatu kenaikan harga barang akan menyebabkan konsumen untuk :
  • Membelanjakan uang lebih sedikit dari sebelumnya untuk barang-barang yang permintaannya elastic
  • Membelanjakan uang dalam jumlah yang sama dengan sebelumnya untuk barang-barang yang permintaannya elastic uniter
  • Membelanjakan uang lebih banyak dari sebelumnya untuk barang-barang yang permintaanya tidak elastic
Jelaslah bahwa elastisitas harga dari permintaan sangat penting bagi industry karena mengungkapkan bagaimana nilai penjualan total berubah karena perubahan harga.

Read More..

KONSUMEN HASIL-HASIL PERTANIAN

Konsumen Hasil-Hasil Pertanian

A. Pengertian Konsumen
Konsumen Hasil-Hasil Pertanian adalah orang atau badan atau lembaga yang memakai atau menggunakan hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani produsen atau pengusaha pertanian.
Dari segi kemasyarakatan konsumen merupakan bagian dariorganisasi ekonomi. Dari segi strategi pemasaran, konsumen adalah sebagai objek tujuan dimana produsen dan lembaga tataniaga melaksanakan fungsinya untuk mendapat keuntungan dari konsumen.

Konsumen hasil pertanian terbagi 2, yaitu :
1. Konsumen akhir, yaitu konsumen yang membeli hasil-hasil pertanian untuk dikonsumsinya. Contoh si A membeli buah untuk dikonsumsinya.

2. Konsumen akhir, yaitu konsumen yang membeli hasil-hasil pertanian untuk diolahnya, kemudaian hasil olahan tersebut dijualnya. Contoh si B membeli beras untuk dijadikan lontong kemudian lontong itu dijualnya.

Semua kegiatan tataniaga bertujuan untuk menggerakkan barang ke konsumen.
Secara hipotetis guna suatu barang bagi konsumen pada suatu saat akan mencapai maksimum dan setelah itu akan menurun. Besanya kegunaan suatu barang berhubungan dengan jumlah barang yang akan dikonsumsi seperti dalam rumus :

G = f (X)
Dimana :G = guna X = jumlah barang yang dikonsumsi
Jika seseorang mebeli 10 buah mangga merasakan kegunaan yang besar saaat memakan mangga yang pertama. Kemudaian yang ke 2, 3 mungkin kegunaannya bertambah besar. Tapi setelah makanmangga yang ke 5 kegunaan yang dirasakan mungkin telah maksimum.

B. Analisa Konsumen
Kegiatan tataniaga dilakukan oleh produsen ,pedagang perantara harus dimulai dengan menganalisa konsumen antara lain :

1. Jumlah/populasi konsumen
Terdiri dari keluarga dan orang-orang yang hidup di luar keluarga. Jumlah penduduk di suatu tempat merupakan konsumen potensial.

a. Penyebaran penduduk dan pendapatan
1. Penduduk jarang dengan pendapatan per kapita yang rendah, maka :
  • Jumlah permintaan barang relative kecil
  • Jenis barang yang diminta terbatas
  • Kualitas barang yang diminta rendah
2. Penduduk padat denganpendapatan/ kapita tinggi
  • Jumlah permintaan barang relative tinggi
  • Jenis barang yang diminta banyak dan beragam
  • Kualitas barang yang diminta tinggi
3. Penduduk jarang dengan pendapatan per kapita tinggi
  • Jumlah permintaan barang relative rendah
  • Jenis barang yang diminta banyak dan beragam
  • Kualitas barang yang diminta tinggi
4. Penduduk padat denganpendapatan/ kapita rendah
  • Jumlah permintaan barang relative tinggi
  • Jenis barang yang diminta terbatas
  • Kualitas barang yang diminta rendah

2. Pertambahan penduduk
Pertambahan penduduk yang pesat mengakibatkan bertambahnya kebutuhan akan bahan makanan. Akibatnya permintaan tinggi dan mekanisme kerja tataniaga akan meningkat, yaitu :
  1. Kapasitas gudang meningkat
  2. 2. Kapasitas dan mutu pengangkutan juga baik
Akibatnya :
1. Kegiatan pedagang pengumpul jadi naik karena permintaan barang naik
2. Kegiatan pedagang pengecer juga naik
Jika pertambahan penduduk tidak dapat diimbangi oleh : pertambahan produksi dan mekanisme kerja tataniaga maka hrga pada konsumen akan naik, sebab penawaran di daerah konsumen akan rendah dari permintaan.
3. Urbanisasi
Merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Jika yang pindah adalah :
  • Petani produsen, akan mengakibatkan permintaan bahan makanan di kota akan meningkat dan penawarannya di kota akan turun.
  • Non petani, mengakibatkan permintaaan barang di kota naik, tapi penawaran tetap sehingga harga konsumen akan naik.
  • Urbanisasi penduduk pertanian ke kota maka, permintaan barang akan naik, penawaran turun sehingga harga konsumen akan naik secara drastic.
4. Lokasi Konsumen
Lokasi konsumen penting dalam tataniaga pertania, terutama pada produk yang bersifat perishable.
Untuk itu pendistribusiannya harus cepat, dengan fasilitas pengangkutan dan penyimpanan yang baik.
Jarak konsumen dengan sumber juga berpengaruh pada biaya tataniaga. Mkain jauh jaraknya, maka biaya tataniaga semakin besar dan sebaliknya.

5. Pendapatan Konsumen
Tingkat pendapatan dan perubahan pendapatan konsumen berpengarh pada system tataniaga
  • Penduduk dengan pendapatan tinggi, maka system tataniaga cenderung rumit karen banyak tenaga kerja dan lembaga tataniaga yang terlibat dalama pergerakan barang. Penyebabnya onsumen menghendaki barang dengan mutu tinggi dan barang yang beragam. Untuk itu perlu kegiatan tambahan yang melibatkan tenaga kerja dan lembaga tataniaga yang banyak.
  • Penduduk dengan pendapatan rendah, system tataniaganya cenderung sederhana karena tidak banyak melibatkan tenaga kerja dan lembaga tataniaga, sebab penduduk akan membeli produk apa adanya tanpa mempertimbangkan mutu dan keankekaragaman barang.
Kapan Konsumen akan membeli ?
Konsumen akan mempertimbangkan dimana
  • Harga yang murah
  • Reputasi penjual
  • Jasa yang diberikan penjual
  • Sikap penjual
  • Menhemat waktu atau memilih tempat yang mudah dikunjungi
  • Kredit
  • Bantuan dalam pembelian
Penggunaan pendapatan oleh konsumen. Hukum Engel menyatakanbahwa bila pendapatan keluarga meningkat, maka :
  1. Persentase dari pendapatan yang dibelanjakan untuk bahan makanan meningkat.
  2. Persentase dari pendapatan yang dibelanjakan untuk pakaian kurang lebih tetap.
  3. Persentase dari pendapatan yang dibelanjakan untuk perumahan kurang lebih sama.
  4. Persentase dari pendapatan yang dibelanjakan untuk lainnya meningkat.
Barang konsumsi dapat dibagi atas 3 jenis, yaitu :
1. Barang normal, yaitu barang konsumsi yang bertambah pembeliannya jika pendapatan konsumen bertambah dan sebaliknya. Contohnya : pakian, kendaraan, peralatan RT, dll.
2. Barang Guna Nilai, yaitu barang konsumsi yang jumlah pembeliannya menurun akibat bertambahnya pendapatan konsumen dan sebaliknya. Contohnya : beras kelas bawah, ikan asin, dll.
3. Barang netral, yaitu barang konsumsi yang tetap jumlah pembeliannya meskipun pendapatak konsumen bertambah/berkurang. Contohnya : garam, terasi, dll.

6. Tingkah Laku dan Motivasi Konsumen
Tingkah laku konsumen yaitu kelakuan konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu barang.
Motivasi Konsumen yaitu dorongan jiwa atau sesuatu yang mengendalikan dalam fikiran konsumen dalam membeli suatu barang.

Motivasi turut mempengaruhi keputusan konsumen dalam menentukan :
  • Jenis barang yang akan dibeli
  • Waktu pembelian
  • Tempat yang lebih mudah dijangkau
  • Jumlah yang akan dibeli
  • Harga yang memuaskan
Motif konsumen dapat dibedakan beberapa jenis :
1. Motif barang/produksi (product motives)
Yaitu pembelian yang terjadi karena seseorang itu lebih suka suatu barang dibandingkan dengan barang lain (preferensi).
Contohnya : seseorang suka beras solok karen kuliatsnya lebih baik dibandingkan beras lain

2. Motif patronase (patronage motives)
Yaitu pembelian yang dilakukan konsumen pada toko- toko /tempat tertentu saja karen alas an mudah dijangkau dan reputasi baik took tersebut.

3. Motif emosional ( emotional motives)
Yaitu pembelian yang didasarkan pada dorongan nafsu bukan atas kesadaran sendiri.

Macam-macam motif ini :
  • Motif emulasi, adalah motif melakukan pembelian karena akan menendingi orang lain .
  • Motif Individualitas, adalah motif pembelian karena ingin memiliki barang yang ganjil atau belum dimiliki orang lain.
  • Motif konformitas (conformity), adalah membeli suatu barang karena ingin menyesuaikan diri dengan konsumen lain / mengikuti perkembangan zaman.
  • Motif ambisi adalah membeli barang karena ingin mendapatkan prestise / ingin merasa bangga.
  • Motif keahlian (profiency), adalah membeli barang karena didorong oleh perasaan karena seseorang yang merasa sebagai seorang ahli dan harus membeli barang-barang tertentu.
  • Motif prestasi social (social echievement), adalah membeli suatu barang karena telah melakukan prestasi social.
  • Motif memuaskan seera, adalah membeli suatu barang karena ingin memuaskan selera/keinginan.
  • Motif menyenangkan cita rasa.
  • Motif menjaga diri dari bahaya, dll.
4. Motif rational (rational motives)
Yaitu motif yang didasarkan pada dorongan yang timbul yang disetujui diri sendiri / dorongan yang timbul secara sadar.

Ciri motif ini :
  • Membeli sesuatu yang mudah terpakai
  • Penghematan dalam hal pembelian dan penggunaan produk
  • Membeli suatu barang karena mutunya dapat dipercaya.
  • Karena barang itu efisien dalam penggunaannya.
  • Karena barang itu mempunyai daya tahan yang baik
  • Karena menggunakan barang itu menimbulkan penghematan
  • Karena yakin barang itu tidak akan merugikan pemakainya.
  • Karena barang itu dapat menambah pendapatan.
  • Karena membeli barang itu dapat berfungsi sebagai alat bantu.
7. Masalah Pemilihan Barang oleh Konsumen
Dalam pemilihan barang dan jasa yang memberikan kepuasan maksimum ada 2 hal yang perlu diperhatikan :
  1. Bagaimana membeli pendapatannya diantara berbagai macam jenis produk serta jasa yang diperlukan.
  2. Bagaimana menetukan produk/jasa yang paling tepat dengan memperhatikan mutu barang/jasa, harga macam-macam barang/jasa.

Read More..

PENAWARAN HASIL-HASIL PERTANIAN

Penawaran Hasil-Hasil Pertanian

A. Defenisi
Penawaran (supply)adalah jumlah barang yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga suatu waktu tertentu dan pada tempat tertentu.
Penawaran berbeda dengan persediaan (stok) yaitu jumlah suatu macam barang dengan tidak memperhatikan harga, sedangkan penawaran menyatakan jumlah yang tersedia untuk dijual pada harga yang telah ditentukan .

B. Hukum Penawaran
Hukum Penawaran apabila harga naik maka jumlah penawaran akan naik, sebaliknya apabila harga turun maka jumlah penawaran akan juga turun.
Ini menunjukkan sifat produsen atau pedagang, bila harga naik, bila biaya produksi dan pemasaran tetap, maka keuntungan akan naik sehingga produsen dan pedagang akan menambah jumlah penawaran agar keuntungan bertambah banyak, sedangkan kalau harga turun, dengan biaya produksi dan pemasaran yang tetap akan menurunkan keuntungan, sehingga produsen dan pedagang akan menurunkan jumlah barang yang ditawarkan karena untungya sedikit.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi penawaran
  • Teknologi
  • Harga factor produksi
  • Harga Barang lain
  • Jumlah produsen
  • Harapan produsen tehadap harga produksi di masa yang akan datang

D. Penawaran Hasil Pertanian dan Hasil Industri

E. Elastisitas Penawaran
Adalah mengukur responsifnya penawaran akibat perubahan harga.

Jenis Elastisitas penawaran
  • Tidak Elastisitas Sempurna, yaitu : berapa pun bertambah atau berkurangnya harga, maka jumlah penawaran tetap. Nilai Koefesien elastisitasnya (Es) = 0
  • Tidak elastic, yaitu : persentase perubahan jumlah penawaran lebih kecil dari persentase perubahan harga.Nilai Koefesien elastisitasnya (Es) = <> 1
  • Elastis sempurna, yaitu : berapa pun berubahnya penawaran, namun harga akan tetap. Nilai Koefesien elastisitasnya tidak berhingg a (~)
F. Teori Cobweb
Hasil pertanian sangat tergantung pada keadaan alam seperti iklim, keadaan tanah, hama penyakit, maka sulit untuk menghitung atau mengukur berapa sebenarnya yang harus diproduksikan sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen secara kontinyu dan dengan harga yang realtif stabil.

Cobweb mengemukakan 3 macama perubahan dan pergerakan titik harga keseimbangan akibat adanya perubahan –perubahan penawaran, yaitu :

1. Harga bergerak dalam satu garis /jalur melingkar (repeating cycle)
Hal ini akan terjadi bila nilai elastisitas permintaan sama dengan elastisitas penawaran (Ed = Es) dengan arti kata bila sudut positif kurva penawaran sama dengan sudut negative kurva permintaaan.
Perubahan dan pergerakan harga akan berkisar pada satu jalur atau dengan kata lain merupakan satu lingkaran yang berulang (repeating cycle). Harga turun jadi H3, penawaran diturunkan jadi OX2 kecil dari permintaan, konsumen berebut, sehingga harga naik lagi jadi H2 dan demikian seterusnya dimana perputaran harga dan jumlah permintaan dan penawaran berada dalam garsi yang sama secra berulang-ulang(repeating cycle).

2. Harga bergerak mendekati titik keseimbangan
Ini terjadi bila elastisitas permintaan lebih kecil dari nilai elastisitas penawaran (Ed <> Es) atau sudut positif kurva permintaan lebih besar dari sudut negative kurva penawaran.
Terlihat bahwa garis bergerak menjauhi titik keseimbangan.

G. Faktor – factor yang berpengaruh terhadap elastisitas penawaran

1. Tingkat kemampuan produksi suatu barang untuk mengikuti perubahan harga
  • Barang-barang yang mampu jumlah produksinya mengikuti perubahan harga adalah lebih elastic dibandingkan dengan barang-barang yang sukar jumlah produksinya disesuaikan dengan perubahan harga. Barang-barang hasil pertanian umumnya sukar menyesuaikan jumlah produksinya dengan perubahan harga karen jumlah hasil produksinya tergantung pada alam.
2. Tingkat ketahanan suatu barang untuk dapat disimpan (storability)
  • Makin tahan suatu barang maka semkain besar nilai elastisitas penawarannya dan sebaliknya makin tidak tahan barang disimpan makak makin kecil nilai elastisitas penawarannya.
  • Hasil pertanian umumnya tidak dapat tahan lama bila disimpan dibandingkan barang-barang hasil industry, sehingga nilai koefesien elastisitas penawarannya lebih kecil.
  • Nilai koefesien elastic hasil pertanian tidak elastic

Read More..

PRODUSEN & PENAWARAN HASIL PRODUKSI

PRODUSEN DAN PENAWARAN HASIL PRODUKSI

A. Peranan Produsen Dalam Tataniaga Pertanian
Produsen hasil pertanian adalah orang atau suatu usaha yang memproduksikan hasil-hasil pertanian.

Contohnya, petani pengusaha pertanian yag menghasilkan produk pertanian. Tanpa produsen tidak aka nada hasil-hasil pertanian yang dapat dibeli dan dikonsumsi oleh konsuen dan juga tidak akan ada kegiatan tataniaga.
Petani produsen selain statusnya sebagai produsen hasil-hasil pertanian mereka juga merupakan konsumen hasil-hasil industry seperti pupuk, bibit, obat-obatan tanaman, serta kebutuhan mereka sehari-hari.

Jika petani produsen mendapatkan masalah dengan produksi usahataninya seperti terserang hama, penyakit atau iklim yang tidak menguntung kan sehingga produksi hasil pertanian sedikit. Volume hasil yang akan dijual sedikit, sehingga :
  • Pembelian pedagang pengumpul berkurang
  • Mempegaruhi proses penyimpanan, baik pada proses penyeinbangan , baik pada proses pengumpulan atau pada proses penyebaran.
  • Volume yang diangkut dan disimpan akan berkurang sehingga alat angkut dan gudang berkurang penggunannya
  • Jumlah barang yang diecerkan di pasar berkurang sehingga mekanisme harga dipengaruhi, sehingga harga akan naik.
  • Tetapi bila petani produsen menggunakan input dan teknologi yang baik, maka produksi persatuan luas akan meningkat dibandingkan keadaan sebelumnya. Akibatnya :
  • Pembelian pedagang pengumpul akan naik, sehingga perlu banyak tenaga dan modal
  • Kebutuhan alat angkut dan gudang meningkat
  • Jumlah barang yang dicerkan di pasar meningkat
  • Jika jumlah permintaan tetap, maka harga akan turun
B. Produsen Hasil Pertanian dan Industri
Tingkat berhasilnya usaha produsen hasil pertanian sangat bergantung pada alam, sedangkan produsen hasil; industry tidak demikian. Pada usaha pertanian kecil-kecilan (small Scale) biasanya petani produsen dalam kegiatan berproduksi lebih bersifat generalis yaitu mengusahakan tanaman yang beraneka ragam, sedangkan pada usaha industry seperti pabrik biasanya bersifat spesialisasi (satu jenis komoditi).

Untuk usaha pertanian skala besar (large scale) seperti perkebunana, kegiataannya bersifat spesialisasi sama dengan industry, seperti perkebunan kelapa sawit atau karet.

C. Jenis – jenis Hasil Pertanian
Dalam penggunaan hasil pertanian dapat dibagi :

1. Hasil pertanian bahan makanan (food material)
Yaitu benda konsumsi dari hasil pertanian yang dalam bentuk aslinya dapat langsung dikonsumsi oleh manusia, misalnya mangga, pepaya, jeruk, dll.

2. Hasil pertanian bahan baku (raw material)
Yaitu suatu produk hasil pertanian sebelum dikonsumsi mengalami proses pengolahan sehingga disebut bahan mentah. Contohnya buah-buahan merupakan bahan mentah untuk perusahaan buah-buahan kaleng. Padi adalah bahan mentah karena tidak ada orang langsung memakan padi karena harus dijadikan beras terlebih dahulu.
Tanaman yang menghasilkan bahan makanan disebut juga food croops dan yang menghasilkan bukan bahan makanan dinamakan non food croops. Keduanya dapat berupa tanaman ekspor bila penggunaan dalam negeri sudah melebihi kebutuhan.

D. Ciri khas produk Pertanian
Hasil pertanian sifat fisiknya berebeda dengan hasil industry. Sifat fisik yang merupakan cirri khas produk pertanian itu adalah :
1. Mudah busuk atau mudah rusak yang dikenal dengan perishable.
Contohnya buah-buahan, sayur-sayuran, daging, telur dll. Barang-barang perishable :
  • Memerlukan perlakuan fisik (physical handling) yang baik, hati-hati, dan teliti.
  • Membutuhkan tempat penyimpanan yang baik
  • Harus diangkut ke tempat konsumen dengan cepat sebelum menjadi busuk. Jika suatu barang sudah rusak fisiknya, maka nilai kualitasnya menurun.
2. Mengambil banyak tempat dinamakan voluminous
Contohnya : gabah, singkong, tandan buah segar, kelapa sawit.

3. Bersifat berat dan sulit untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain (bulky)
Contohnya : singkong.
Barang bulky ini memerlukan biaya penyimpanan dan pengangkutan yang tinggi sehingga nilai persatuan berat dan volumenya menjadi kecil. Contohnya biaya pengangkutan 1 ton gula dan singkong pada jarak yang sama yaitu Rp. 100.000. Harga gula Rp. 6.000/kg dan harga singkong Rp. 2.000/kg. Persentase biaya dan harga per-kgnya adalah :
Gula = 100 x 100 % = 1,67
6000
Singkong = 100 x 100% = 5%
2000
Jadi singkong (barang yang bulky) biaya persatuan beratnya lebih tinggi dari gula, (barang yang tidak bulky), sehingga nilai berat barang bulky lebih rendah dari barang yang tidakbulky.
Barang Volumnious juga dalah barang bulky, tetapi tidk semua barang bulky adalah voluminous.

E. Lokasi Daerah Produksi
Ini merupakan factor yang penting terutama pada produsen bermodal besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi daerah produksi pertanian adalah :

1. Perbedaan Biaya produksi
Lain Tempat, biaya prodduksi juga berebada karena iklim, keadaan tanah, cara bekerja, keterampilan pekerja. Untuk itu diupayakan lokasi daerah produksi yang biaya produksinya paling kecil.

2. Perbedaan Biaya Transfer
Yaitu perbedaan biaya, kualitas angkut dan kondisi jalan. Alat angkut yang cukup dan kondisi jalan yang baik akan mengefisienkan biaya transfer. KArena ciri khas hasil pertanian yang perishable, voluminous dan bulky, maka biaya transfer ini amat menentukan lokasi daerh produksi. Biaya transfer yang efisien yang lebih dipilih.

3. Adanya Lambaga
a. Lembaga TataNiaga.
Jika lembaga tataniaga ini kurang dijumpai di lokasi daerah produksi maka akan :
  • Menyulitkan proses pengumpulandan pengangkutan
  • Pengaliran barang akan lambat
  • Harga hasil pada petani/pengusaha pertanian akan rendah karena permintaan rendah dari produksi yang ditawarkan produsen.
b. Lembaga Pemerintah
Lembaga ini membuat aturan-aturan dalam tataniaga.
  • Kalau aturan-aturannya kurang baik akan menghalangi dan meningkatkan biaya tataniaga.
  • Juga membuat sarana dan prasarana transportasi jalan, jembatan, alata angkut. Daerah dengan kondisi jalan dan alat angkut yang baik menjadi pilihan untuk menetapkan lokasi daerah produksi.

Read More..

FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN

FUNGSI – FUNGSI PEMASARAN

Fungsi Pemasaran adalah kegiatan utama yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses pemasaran.

Fungsi pemasaran bekerja melalui lembaga pemasaran atau stuktur pemasaran. Dengan perkataan lain fungsi tataniaga ini harus ditampung dan dipecahkan oleh produsen dan mata rantai saluran barang-barangnya, lembaga-lembaga lain yang terlibat dalam proses pemasaran misalnya usaha pengangkutan, bank, badan asuransi, dan sebagainya maupun konsumen.

Fungsi – Fungsi Pemasaran dikelompokan menjadi 3 bagian :

1. Fungsi Pertukaran
Fungsi Pertukaran terdiri dari 2 bagian :

a. Penjualan
Sasaran Penjualan adalah menngalihkan barang-barang kepada pihak pembeli dengan harga yang memuaskan.
Pada dasarnya kegiatan penjualan dapat dilaksanakan sebagai berikut :

* Penjualan melalui inspeksi ( pengawasan, pemeriksaan )
Penjualan melalui pengawasan atau pemeriksaan dimaksudkan adanya pemberian izin oleh para penjual kepada pembeli untuk memeriksa adan meneliti semua persediaan dari pejual sebelum pembeli memilih apa yang kan dibelinya atau untuk memeriksa semua barang-barang yang dipergunakan di dalam ruangan penjualan tertentu.

Penjualan dengan cara ini terjadi karena adanya sifat-sifat tertentu dari barang tadi situasi tataniaganya, di mana :
  1. Tidak adanya standarisasi terhadap barang
  2. Adanya sifat cepat rusak yang tinggi dari barang
  3. Tingkat pembelian yang sangat cepat sehingga lalu-lintas langganan dan tingkat penjualan akan terganggu
  4. Suatu cara memamerkan barang-barang yang akan mendorong sejumlah pembelian yang terjadi saat bersamaan
  5. Adanya tekana kepada tingkat pelayanan sendiri yang tinggi oleh pembeli-pembelinya atau wakil-wakilnya.
* Penjualan melalui sampel ( selling by sample )
Penjualan melalui sampel berdasarkan kepada prinsip-prinsip standarisasi , sehingga sampel dari barang yang diperdagangkan akan merupakan wakil untuk semua unit barang yang akan dijual.

* Penjualan melalui penggambaran ( description )
Penjualan dengan penggambaran terjadi karena ada anggapan bahwa barang-barang akan bisa digunakan sedemikaian rupa di daalm katalog-katalog, sehingga dengan demikian tidak satu unit barang pun perlu ada pada waktu penjualan diselesaikan.

Contoh : Penjualan barang yang dilakukan melalui pos dan penjualan yang dilakukan untuk masa yang akan datang.

* Penjualan melalui kombinasi
Penjualan kombinasi antara selling by sample, selling by inspection dan selling by description telah menjadi biasa di dalam perdagangan yang modern.
Penjualan modern biasanya meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Penelitian pasar dan perencanaan
  • Penelitian pasar dipusatkan kepada barang-barang yang akan dijual, dengan maksud untuk menemukan barang apa yang diinginkan oleh konsumen.Penelitian akan dihubungkan dengan persoalan tentang rencana produksi , antara lain harga dari macam-macam barang, kaulitas barang, kebiasaan dan motif pembelian dari konsumen.

2. Memperkirakan kesanggupan penjualan ( estimating potential of sales )
  • Dalam hal ini harus diperhitungkan pendapatan konsumen serta cara-cara bagaimana pendapatan konsumen tersebut dibelanjakannya, bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan, pengaruh persaingan dan lain-lain.
3. Pemilihan saluran distribusi
  • Pemilihan saluran distribusii merupakan sebagian daripada perencanaan fungsi-fungsi penjualna yang juga mencakup pengambilan keputusan dengan memperhatikan macam distribusi mana yang paling efektif.
4. Penentuan syarat-syarat penjualan

Kegiatan ini meliputi penetapan syarat-syarat dan kondisi-kondisi penjualan di dalam mana tercakup :
  • Syarat-syarat pengiriman misalnya waktu penyerahan dan pembayaran ongkos angkutan.
  • Cara-cara pembayaran misalnya potongan harga dan kredit
  • Kualitas serta kuantitas barang yang dijualn
  • Hal-hal lain yang ada hubungannya dengan penjualan.
5. Membuat kontak dengan pembeli
Kegiatan membuat kontak dengan pembeli meliputi berbagai kegiatan, diantaranya :
  • Menetapkan pasar. Apakah barangnya akan dijual di daerah geografis luas atau sempit.
  • Setelah menetapkan pasar, pihak penjualan harus mencari pembeli di pasar tersebut , dimana pembeli berada dan bagaimana kebutuhannya.
  • Membuat kontak dengan pembeli potensial tersebut dan mengenbangkannya serta memelihara hubungannya.
6. Pemindahan hak milik atas barang
Kegiatan penjualan dikatakan sudah selesai apabila pihak pembeli sudah menerima barang dari pihak penjual dan memilikinya.

b. Pembelian

Pembelian terdiri dari sejumlah kegiatan, antara lain :
  1. Penentuan macam, jumlah dan kualitas dari barang-barang yang akan dibeli.
  2. Mencari sumber pebawaran dan pengumpulan barang.
  3. Penentuan tempat daripada sumber-sumber penawaran.
  4. Mengetahui keadaan pasar baik menginai persedian barang, harga, macam barang serta barang subsitusinya.
  5. Merundingakan syarat-syarat pembelian mencakup keterangan mengenai macam, jumlah dan kualitas barang yang dikehendaki dan tanggal penyerahan.
  6. Pemindahan hak milik, para pembeli menerima barang dari pihak penual dan memelikinya

Menurut tujuannya, pembelian yang umum terjadi dapat dibedakan :

  1. Pembelian untuk konsumsi, adalah pembelian oleh lembaga pemerintah, swasta dan nyonya rumah tangga untuk keperluan konsumsinya.
  2. Pembelian untuk bahan dasar adalah pembelian oleh pabrik untuk dikadikan barang jadi.
  3. Pembelian untuk dijual lagi, adalah pembelian oleh pedagang untuk dijual lagi.
2. Fungsi Pengadaan secara fisik

Fungsi Pengadaan secara fisik terdiri atas 2 bagian :

a. Pengangkutan
Pengangkutan ( transport ) berarti bergeraknya atau perpindahan barang-baramng dari tempat produksi atau rtempat penualan ke tempat-tempat di mana barang-barang tersebut akan dipakai. Dengan demikian fungsi pengangkutan menciptakan kegunaan tempat. Apabila fungsi pengangkutan dilakukan tepat waktunya maka fungsi ini akan menciptakan kegunaan waktu atas barang dagangan.

b. Penyimpanan
Penyimpanan berarti menahan barang-barang selama jangka waktu antara dihasilkan atau diterima sampai dengan dijual. Dengan demikian penyimpanan menciptakan kegunaan waktu, disamping bertendensi meratakan harga

Brunk and Darrah mengemukakan 4 alasan kenapa dilakukannya penyimpanan :
  1. Sifat musiman dari kebanyakan produksi
  2. Permintan untuk berbagai produk berlangsung sepanjang tahun
  3. Alasan-alasan yang terdapat dalam waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan berbagai pelayanan pemasaran misalnya dalam waktu menunggu pengangkutan , pemgolahan dan selama pembelian dan penjualan.
  4. Untuk mendapatkan harga yang lebih baik
Ada 3 macam biaya yang dikeluarkan oleh para penyimpan barang, yaitu :
  1. Sewa gudang, terrtmasuk ongkos handling dan ongkos perlengkapan ruangan dengan temperatur dan “humidity” yang sesuai dengan kondisi barang.
  2. Bunga ( interest ) untuk kapital yang ditanam pada barang simpanan.
  3. Ongkos-ongkos seerti pengeluran untuk menutupi penurunan nilai barang dalam penyimpanan ( kekeringan atau susut berat, kerusakan )
Penyimpanan memgandung 3 resiko penting, yaitu :
  • Resiko yang berhubungan dengan perubahan harga
  • Merosotnya kualitas
  • Berkurangnya jumlah barang

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh guna menghindari resiko selama penyimpanan :

a. Asuransi, tindakan ini berguna sekali terhadap resiko kebakaran gudang.

b. Adanya peraturan dan perundang-undangan ( regulation ).
Badan-badan pemerintah perlu membuat peraturan atau undang-undang untuk melindungi para penyimpan terhadap merosotnya kualitas dan hilangnya barang.

c. Kontrak, kontrak langsung dengan pembelian sangat membantu untuk menghindari kemungkinan rugi yang disebabkan oleh perubahan harga .
Akan tetapi kontrak dapat pula mendatangkan kerugian bilamana harga naik.

d. Hedging,
Hedging adalah cara yterpenting untuk menghindari resiko karena perubahan harga selama penyinpanan atau selama pembelian, pengolahan dan penjualan, merupakan suatu teknik berdagang dengan mana resiko karena perubahan harga dapat dibebankan kepada badan niaga lainnya.

Sarana penyimpanan dapat dibangun di daerah produksi, pasar terminal dan pasar eceran. Disamping keamanan, faktor-faktor lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan tempat diman sarana penyimpanan ( gudang ) dibangun adalah biaya pengangkutan, biaya sewa tanah, biaya uapah buruh dan fasilitas pemasukan barang dan pengeluaran barang dari gudang.

3. Fungsi Pelancar
Fungsi pelancar terdiri atas 4 bagian :

1) Pembiayaan
Pembiayaan berarti mencari dan mengurus modal uang yang berkaitan dengan transaksi-transaksi dalama ris barang dari sektor produksi sampai sektor konsumsi.
Pembiayaan dan menanggung resiko merupakan fungsi umum dan penyerta dari semua kegiatan pemasaran bahkan mempunyai aplikasi penting dalan pemasaran.

Pembiayaan erat hubungannnya dengan kredit. Menggunakan kredit berarti mempergunakan modal uang orang lain yang nantinya harus dibayar kembali berikut bunga. Kredit dapat diperoleh dari pihak swasta, bank Pemerintah, Bank Komersil, Koperasi, bank Desa atau Organisasi Sosial seperti Andilan.

Kredit dari pihak swasta ( para pelepas uang, pedagang pengumpul atau tengkulak ) telah menampilkan tiga aspek masalah kredit daalm pemasarn hasil pertanian apda umumnya.

Ketiga aspek masalah dimaksud adalah :
  1. Tingkat bunga ( inters rate ) sangat tinggi. Kredit pasar yang dikenal sebagai “utang mindering” di Jawa Timur adaalh contoh kredit dari pihak swasta perorangan dengan sangat tinggi yaitu sekitar 120 – 150% pertahun.
  2. Petani wajib menjual hasil produknya kepada pemberi kridit dengan harga yang sangat ditentukan oleh pihak pemberi kridit. Masalah kredit macam ini sangat ditentukan oleh pihak pemberi kredit.
  3. Hasil produksi harus segera dijual kepada pemberi kredit ( prdagang pengumpul ) tanpa dapat ditahan sementara waktu untuk menunggu harga lebih baik.
2) Penanggungan Resiko

Resiko dapat diartikan sebagai ketidakpasyian dalam hubungannya denag ongkos, kerugian atau kerusakan. Dalam hasil Pertanian di jumpai resiko-resiko , yang berdasarkan penyebabnya dapat dikelompokan ke dalam :

1. Resiko yang timbul karena sifat produk
Suatu ciri dari hasil Pertanian adalah produk tidak tahan lama dan mudah rusak. Untuk itu hasil pertanian harus secepat mungkin sampai ke tangan produsen agar tidak terjadi kerugian.

2. Resiko karena Perubahan kondisi Pasar
Perubahan kondisi pasar seperti :

a. Resiko karena fluktuasi harga
Perubahan harga menyebabkan timbulnya kerugian aktuil atau kehilangan laba potensial bagi mereka pejual dan pembeli barang, baik produsen maupun pedagang perantara. Perubahan harga disebabkan oleh ketidakseimbangan daalm permintaan dan penawaran.

b. Resiko karena Tempat
Resiko ini akan terjadi pada pasar-pasar yang tidak terorganisir dengan baik,
Karena pedagang bersangkutan kurang pengetahuan tentang harga-harga pada berbagai pasar.

c. Resiko karena unsur waktu
Bagian terbesar dari resiko perubahan kondisi pasar disebabkan oleh waktu. Resiko ini ditanggung oleh produsen, grosir dan pedagang eceran.

d. Resiko persaingan
Resiko ini timbul karena tindakan pesaing dalam memperoleh laba. Suatu perbaikan dalam metoda produksi akan memperbaiki kualitas dan penurunan biaya produksi persatuan sehingga produsen bersangkutan dapat menurunkan harga produk di pasaran, hal ini mengurangai permintaan dari produk pesaing.

e. Resiko perubahan harga barang subsitusi
Penurunan harga barang substitusi akanmengalihkan perhatian konsumen untuk membeli barang substitusi tersebut.


3. Resiko karena kausa alamiah, manusia dan pemerintah

Resiko alamiah mencakup pritiwa-pristiwa alam di luarkekuasaan manusia misalnya angin topan, cuaca buruk, banjir, hujan labat, kebakaran dan sebagainya.
Resiko karena unsur manusia misalnya kecurangan pegawai, debitur tidak membayar kredit, pekerjaan yang menimbulkan pemborosan, ceroboh adri pegawai sehingga barang rusak dan hal-hal negatif lainnya.

Jenis resiko yang semakin penting pada masa sekarang adalah tindakan pemerintah misalnya penarikan pajak, penertiban perusahaan, penetapan harga maksimum dan minimum dari barang dan sebagainya.

4. Usaha Pencegahan timbulnya resiko
Untuk miniadakan dan mencegah kausa atau mengurangi timbulnya kausa resiko dapat ditembuh usaha-usaha seperti berikut :
  • Usaha menjaga individuil
  • Usaha penjualan efejtif
  • Pengetahuan mengenai pasar
  • Tindakan bersama
  • Pengaturan dan bantuan dari Pemerintah.
5. Usaha mengalihkan dan membagi resiko

Resiko yang tidak dapat dihindari harus ditanggung oleh pihak yang bersangkutan. Diantara resiko jenis ini ada yang dapat dialihkan atau dibagi kepada pihak lain, misalnya dengan menggunakan asuransi, kontrak pembelian dan penjualan termasuk hedging pada future trading.

3) Informasi Pasar

Fungsi informasi pasar mencakup tindakan-tindakan seperti berikut :
  1. Pengumpulan informasi ( fakta-fakta dan gejala-gejala yang timbul sekitar arus barang di masyarakat ).
  2. Komunikasi ( penyampaian serta penyebaran ) informasi kepada pihak yang membutuhkan.
  3. Penafsiran secara hati-hati atas informasi sehubungan dengan problema-problema yang dipecahkan oleh pihak yang bersangkutan.
  4. Pengambilan keputusan sesuai dengan rencana dan kebijakan perusahaan, badan atau orang bersangkutan.
Masalah pengumpulan informasi pasar dapat didekati dari 3 sumber prinsipil :
  1. Analisis catatan intern suatu perusahaan
  2. Publikasi dari pemerintah, trade association atau badan lainnya
  3. Usaha-usaha penelitian ( research ) pasar spesifik yang dilakukan perusahaan bersangkutan.
Kecepatan komunikasi sangat perlu dalam memperoleh keuntungan perniagaan yang substansil. Fasilitas komunikasi modern seperti telegraf, telepon, radio dan TV mempercepat tersebarnya berita-berita pasarnya.

4) Standarisasi dan Grading
Standarisasi berarti penentuan atau penetapan standard golongan ( kelas atau derajat ) untuk barang-barang.
Standard adalah suatu ukuran atau ketentuan mutu yang diterima oleh umum sebagai suatu yang mempunyai nilai tetap.Suatu standard ditentukan atas dasar ciri-ciri produk yang dapat berpengaruh pada nilai komersil daripada barang. Ciri-ciri yang dimaksud dapat berupa ukuran, bentuk, warna, rasa, kandungan air, kandungan unsur-unsur kimia dan lain-lain.

Grading berarti memilih barang untk dimasukkan ke dalam kelas aatau derajat yang telah ditetapkan dengan jalan standarisasi.
Standarisasi dan grading mendatangkan penghematan dalam penyaluran fisik karena dapat melindungi barang dagangan yang berada dalam perpindahan terhadap kerusakan., disamping mengurangi ongkos dengan adanya penghematan dalam biaya pengangkutan dan penyimpanan.

Read More..
Copyright © 2012 by : SAD_118- AGRIMANIAX.BLOGSPOT.COM
Template by : kendhin x-template.blogspot.com