Monday, May 24, 2010

GLOBAL WARMING,EFEK RUMAH KACA & HUJAN ASAM

Global Warming


Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer.
Pemanasan global akan diikuti dengan perubahan iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.



- Sebab Terjadi
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia pada kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah GRK secara global.

- Dampak-dampak lainnya:

1. Dampak sosial - budaya

  • Bagi petani tidak ekonomisnya pertanian akan menyebabkan alih fungsi lahan dan bergantinya corak produksi.
  • Bagi nelayan tidak melaut berarti tidak makan, seiring meningkatnya intensitas badai
  • Budaya yang lahir akibat interaksi manusia dengan alam akan tercabut, seperti contoh masyarakat Tuvalu yang tercabut dari peradabannya akibat daerah mereka tenggelam.
  • Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.
2. Dampak bagi ekonomi
  • Semakin meningkatnya intensitas bencana akan merusak infrastruktur yang amat penting bagi laju pertumbuhan ekonomi
  • Bencana juga menyebabkan manusia kehilangan harta benda dan menyebabkan mereka menjadi miskin
  • Rehabilitasi dan rekontruksi pasca bencana akan memerlukan biaya yang sangat besar
3. Dampak bagi kelangsungan makhluk hidup
  • Musnahnya berbagai jenis keanekragaman hayati
  • Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya coral bleaching dan kerusakan terumbu karang diseluruh dunia
  • Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
4. Dampak bagi kesehatan manusia
  • Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, sepertimalaria, ke daerah-daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk)
  • Suhu yang ekstrim akan menyebabkan semakin lamanya firus bertahan hidup sehingga menyebarluaskan penyakit
  • Kenaikan suhu 1 derajat C menyebabkan naiknya angka kematian menjadi 300.000 pertahun akibat malaria, diare dan malnutrisi (WHO, 2005)
5. Dampak bagi lingkungan hidup
  • Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
  • Mencairnya es dan glasier di kutub
  • Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan
  • Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkanbanjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.
6. Dampak bagi pertanian dan pangan
  • Tidak menentunya cuaca akan mempengaruhi pola pertanian
  • Semakin cepatnya penguapan menyebabkan krisis air untuk pasokan irigasi
  • Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan perubahan akan menyebabkan kerentanan pangan, pada akhirnya kemiskinan bagi petani dan kelaparan bagi umat manusia.

Efek rumah kaca

Rumah kaca
adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Nah, panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi.
Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan rumah kaca. Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer (Gas Rumah Kaca/GRK) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Semua proses itu lah yang disebut Efek Rumah Kaca. Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dampak dari Efek Rumah Kaca.

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.

• Penyebab
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida , nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan khloro fluoro karbon (CFC).

• Akibat
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

Hujan asam

Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.

Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.

• Sumber
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.

Proses yang terlibat dalam pemecahan Asam ( catatan: bahwa hanya SO2 dan NOX memegang peran penting dalam hujan asam).

• Pembentukan hujan asam
Secara sedehana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:
Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini.

• Metode Pencegahan
Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan gas yang mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD adalah wet scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Wet scrubber pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan kipas yang mengambil gas asap dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau batu kapur dalam bentuk bubur juga diinjeksikan ke ke dalam tower sehingga bercampur dengan gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida yang ada, Kalsium karbonat dalam batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH netral yang secara fisik dapat dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena itu, scrubber mengubah polusi menjadi sulfat industri.

Di beberapa area, sulfat tersebut dijual ke pabrik kimia sebagai gipsum bila kadar kalsium sulfatnya tinggi. Di tempat lain, sulfat tersebut ditempatkan di land-fill.

Sumber
- Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


5 comments:

ANDY said...

THANKS

Unknown said...

Wawllahu Alam

daf said...

Thankyou yak

Unknown said...

Penjelasannya sangat membantu, sukses selalu, trms

Anonymous said...

Terima kasih penjelasannya yang bermanfaat... Jgn lupa mampir ke blog kami homei

Post a Comment

Copyright © 2012 by : SAD_118- AGRIMANIAX.BLOGSPOT.COM
Template by : kendhin x-template.blogspot.com