Saturday, June 12, 2010

MACAM-MACAM DURIAN

MACAM-MACAM DURIAN

1. DURIAN AJIMAH
Durian ini dikenal sebagai durian bung karno. Konon, karena jenis ini merupakan salah satu jenis durian yang digemari oleh Presiden Pertama RI tersebut. Durian ini dapat ditemukan di daerah Ciomas, Bogor. Bentuk buahnya bulat dengan duri yang besar dan jarang. Kulit buahnya tipis dan berwarna hijau keabuan. Daging buah tebal, berwarna kuning muda, kering, dan teksturnya agak berserat. Rasanya manis agak pahit karena mengandung alkohol. Ponggenya besar, tetapi bijinya kecil. Kebanyakan buahnya tumbuh sempurna. Meskipun berukuran kecil, tetapi jika dibelah berisi daging buah yang padat. Ukuran buahnya tergolong sedang, ratarata beratnya 1,5-3 kg/buah.

2. DURIAN BOKOR
Durian ini berasal dari Sukahaji, Majalengka, Jawa Barat. Durian in.; dilepas sebagai varietas unggul pada tahun 1993. Buahnya besar, berat per buahnya dapat mencapai 3,9 kg. Buahnya bulat panjang berwarna hijau kekuning-kuningan. Kulit buahnya berketebalan sedang, antara 3-5 mm. Durinya besar, berbentuk kerucut, serta tersusun jarang. Daging buahnya berketebalan sedang, berwarna kuning muda, bertekstur halus, dan tak be.rserat. Rasanya manis dan aromanya harum. Jumlah pongge per buah antara 15-20 dengan jumlah biji sempurna 10-20. Produktivitas tanaman cukup baik, dapat menghasilkan 150-200 buah/pohon/ tahun. Tahan penyakit busuk akar, tetapi agak peka hama penggerek buah.

3. DURIAN BUBUR
Durian ini berasal dari Semarang, tepatnya di daerah Brongkol. Bentuk buahnya bulat memanjang dengan duri runcing dan tersusun rapat. Kulit buah berwarna kuning kehijauan dan berjuring lima. Belimbingan juringnya agak jelas terlihat. Daging buah tebal, padat, dan pada tiap jurin g tampak penuh dengan pongge yang berjumlah 1-5. Teksturnya kesat dan kering, rasanya manis, dan aromanYa harum. Ukuran buahnya cukup besar, rata-rata berat per buah antara 4-5 kg, sedangkan bijinya kecil. Produktivitas tanaman yang dewasa cukup tinggi, per pohonnya dapat menghasilkan antara 300-400 buah/tahun.

4. DURIAN CHANEE
Durian ini berasal dari Thailand. Mampu berbuah pada umur 4-5 tahun dengan menggunakan bibit sambung pucuk atau okulasi. Produksinya banyak. Mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan, tetapi tidak tahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh phytophthora sp. Buahnya berbentuk bulat panjang dengan duri besar yang tersusun jarang. Beratnya mencapai 4 kg dengan warna kulit hijau. Dagingnya tebal dengan warna kuning keemasan. Rasanya manis, bertekstur lembut, dan beraroma harum sedang.

5. DURIAN HEPE
Namanya dikaitkan dengan keadaan bijinya yang kempes (hepe: Sunda). Durian ini antara lain dapat ditemukan di daerah Jonggol, Bogor. Buahnya berbentuk bulat telur clan berwarna hijau kecokelatan. Kulit buah agak tebal dengan duri runcing dan tersusun rapat. Keistimewaannya antara lain terdapat pada daging buahnya yang tebal dan rasan.ya yang manis pahit. Daging buahnya berwarna krem, agak berserat dan kering. Ukuran buahnya sedang, bobotnya antara 1-2 kg/buah. Produksi per pohonnya antara 300-400 buah/ tahun.
Spoiler for Durian Hepe:

6. DURIAN KAMUN
Merupakan varietas durian lain yang cukup populer di daerah Banjarnegara. Salah satu keistimewaan durian ini yaitu biji buahnya banyak yang kempes. Bentuk buahnya bulat lonjong dengan duri berbentuk kerucut clan tersusun agak rapat. Daging buahnya kering, berlemak, dan berwarna kuning tembaga. Rasanya manis agak legit dengan aroma harum yang tidak tajam. Berat rata-rata per buah antara 22,5 kg. Produktivitas cukup baik, per pohon dapat menghasilkan 300-400 buah/tahun.
Spoiler for Durian Kamun:


7. DURIAN KAN YAO
Durian asal Thailand ini berbentuk bulat dengan warna kulit hijau, berduri besar agak jarang. Bobot buahnya 2�5 kg. Dagingnya tebal, berwarna kuning sampai krem, berasa manis, bertekstur agak lembek, dan beraroma harum.
Spoiler for Durian Kan Yao:

8. DURIAN KANI
Durian - yang bernama asli chanee - ini merupakan introduksi dari Thailand dan telah ditetapkan sebagai salah satu verietas unggul. Bentuk buahnya bulat dengan kulit kuning kecokelatan. Durinya berbentuk kerucut, tajam, dan tersusun agak rapat. Kulit buahnya tipis, antara 3-5 mm, dan agak sukar dibelah. Daging buahnya cukup tebal, kering, berlemak, dan berwarna kuning. Rasanya tidak terlalu manis dan tekstur buahnya tidak terlalu lembut. Aromanya sedang. Jumlah pongge per buah antara 5-18 dengan biji sempurna 5-12. Bijinya kecil, lonjong. Ukuran buahnya termasuk besar, berat rata-rata 2-4 kg per buah. Durian ini bersifat genjah. Produktivitasnya sekitar 20-50 buah/pohon/tahun. Durian kani agak peka penyakit busuk akar dan hama penggerek buah.

9. DURIAN KENDIL
Durian ini berasal dari daerah Brongkol, Semarang. Namanya dikaitkan dengan bentuknya yang bulat seperti kendil (periuk). Karena bulatnya, durian ini dapat diletakkan dalam posisi berdiri tanpa terguling. Kulit buahnya mudah dibelah. Buahnya terdiri dari lima juring clan setiap juring berisi daging buah yang menyatu sehingga tampak penuh dan padat. Daging buah berwarna kuning, rasanya manis legit, dan aromanya sedang (tidak tajam). Ukuran dan berat buahnya relatif seragam, rata-rata berat per buah antara 33,5 kg. Produktivitas rata-rata per pohon hanya sekitar 5070 buah/tahun.
Spoiler for Durian Kendil:

10. DURIAN KRADHUM THONG
Durian ini berasal dari Thailand. Bentuk buahya bulat. Durinya jarang. Kulitnya berwarna hijau. Bobot buahnya sekitar 1,5-3 kg. Dagingnya tebal, berwarna kuning, berasa manis, bertekstur lembut, dan beraroma harum.

11. DURIAN LAMBAU
Jenis durian ini berasal dari Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah. Buahnya berbentuk bulat clan kebanyakan terdiri dari lima juring. Kulit buahnya agak tebal dan berwarna kuning kecokelatan. Durinya berukuran sedang, berbentuk kerucut, dan tersusun rapat. Ponggenya besar, daging buahnya tebal, kering, berserat agak kasar, dan berwarna kuning. Rasanya manis clan aromanya tajam menyengat. Biji buahnya kecil. Produktivitasnya rendah, setiap pohon dapat menghasilkan 30 buah per musim.

12. DURIAN LUTUNG
Jenis durian ini dapat ditemukan antara lain di daerah Kendal. Bentuk buahnya tak beraturan, dari lonjong sampai agak bulat. Ku1it buah berwarna keabu-abuan dengan duri besar, tersusun agak rapat, dan kokoh. Buah durian ini biasanya berjuring lima. Pada masing-masing juring terdapat 1-4 pongge yang berukuran besar. Daging buahnya tebal, cukup kesat, dan berwarna kuning agak krem. Rasanya manis alkoholik dengan aroma yang tajam. Kelebihan durian ini antara lain bijinya kebanyakan kempes. Produksi per pohon kira-kira 100 buah/tahun.
Spoiler for Durian Lutung:

13. DURIAN MONTHONG
Durian ini berasal dari Thailand. Tanaman Durian monthong merupakan tanaman genjah. Mampu berproduksi pada umur 4-5 tahun sejak ditanam dengan bibit asal sambung pucuk. Produksi buahnya cukup banyak. Mampu beradaptasi pada berbagai tempat. Sayangnya, tanaman ini tidak mempunyai ketahanan terhadap penyakit Phytophthora .sp. Bentuk buah bervariasi, dari bulat panjang sampai hampir persegi. Durinya besar dan tersusun jarang. Bobot buahnya mampu mencapai 6 kg. Kulitnya tebal dengan warna hij au. juringnya ada 5. Warna daging buah ada yang kuning emas, ada pula yang krem. Dagingnya sangat tebal dengan rasa manis legit dan aroma harum sedang.

14. DURIAN OTONG
Durian ini merupakan varietas introduksi dari Thailand. Durian ini secara resmi telah dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai varietas unggul nasional. Bentuk buahnya bulat panjang dengan kedua ujung agak meruncing. Warna kulit buah hijau kekuningan dengan duri-duri kecil berbentuk kerucut serta tersusun agak rapat. Daging buah berwarna kuning menarik seperti kunyit, agak tebal, kering, dan kurang berlemak. Keistimewaannya, daging buahnya sangat manis clan teksturnya sangat halus. Aromanya sedang dan tidak begitu tajam. Jumlah pongge per buahnya antara 5-15 huah dengan jumlah biji sempurna 5-10. Berat buah dapat men capai 4 kg. Produktivitas tidak begitu tinggi, antara 20-50 buah/pohon/tahun.

15. DURIAN PARUNG
Sebenarnya, tanaman induk durian parung sudah mati tersambar petir. Beruntung, ada peneliti dan hobiis tanaman durian yang berhasil mengokulasi. Saat ini, durian parung dapat ditemukan di daerah Darmaga, Bogor, dan Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Buahnya berbentuk bulat memanjang dan berwarna hijau keabuan. Daging buahnya tebal, berwarna kuning, sedikit berserat, dan tidak begitu kering. Rasanya manis dan bijinya berukuran kecil.

Tumbuhan yang beraneka ragam dan bernilai ekonomi dapat dimanfaatkan. contohnya sebagai berikut:
1. macam - macam varietas durian (Duriozibethinus), antara lain , durian petruk dari randusaria jepara, durian sitokong dari
ragunan, durian sunan yang berasal dari boyolali, durian simas dari bogor.



Read More..

PEMBANGUNAN BERDIMENSI KERAKYATAN

Pembangunan Berdimensi Kerakyatan

Perspektif /Model Agropolitan dalam Pembangunan Pertanian
Latar Belakang Pendekatan Agropolitan adalah masyarakat- masyarakat yang berpenduduk padat yang mempunyai cirri profil perkembangan social yang rendah, laju pertambahan penduduk yang tinggi, industrialisasi berbasis kota yang baru dimulai, tingkat ketergantungan eksternal yang tinggi, serta indeks- indeks ketimpangan yang semakin meningkat. Masyarakat- Masyarakat seperti ini banyak ditemui di Asia dan bagian-bagian dari Afrika.

Tujuan tingkat pertama dari pembangunan hendaknya adalah :
a. Pemenuhan kebutuhan pokok; bahwa pembagunan hendaknya diorganisasikan menurut basis territorial,
b. Masalah-masalah produksi dan disrtibusi hendaknya dipecahkan secara bersama-sama.
c. Basis sumber daya bagi pengembangan tenaga-tenaga produksi harus terus menerus diperluas.

Unsur-unsur pertama dari pendekatan agropolitan meliputi :
1. Persyaratan dasar bagi realisasinya
2. Kerangka kerja territorial
3. Perluasan produksi
4. Peranan Negara


1. Persyaratan dasar bagi realisasinya
a. Penutupan territorial secara selektif
Adalah suatu cara untuk keluar dari fanatisme atas efesiensi pertuimbuhan dan merupakan perwujudan keyakinan akan kemampuan rakyat untuk mengarahkan kekuatan-kekuatan evolusi mereka sendiri.
Penutupan territorial secara selektif tidak bersandar pada bantuan dan invesati dari luar, melibatkan masa di dalam pembangunan memulai suatu proses belajar social, menganekaragamkan produksi, serta menghimpun sumberdaya-sumberdaya. Hal ini berarti belajar mengutamakan kepentingan territorial.

b. Komunalisasi sumberdaya tanah dan air
Adalah kekuasaan untuk mnentukan pemakaian utama dan pembagian tanah dan air terletak pada komunitas territorial yang bersangkutan. Dalam kebanyakan masayarakat petani, hal ini merupakan prkatek kuno, yang bekas- bekas dapat ditemukan hingga sekarang, contohnya dalam tradisi Ejido dari pribumi Meksiko.
Komunalisasi menegaskan dalam hal kondisi-kondisi distribusi dasar bagi kelangsungan kepentingan komunitas menjadi prioritas utama, sementara individu mencari hasil- hasil jangka pendek sedangkan komunitas territorial harus menjamin kelangsungan hidup jangka panjang.

c. Pemerataan akses atas basis untuk akumulasi kekuasaan social
Kekuasaan social adalah sebagai suatu sumberdaya yang mampu meningkatkan perasaan individu akan potensi. Bila akses pemakaian kekuasaan social tidak merata maka kekuatan kelompok yang sedikit cendrung untuk mendominasi yang banyak dan bila merata maka hubungan kerjasama lebih setara.

Basis bagi akumulasi kekuatan social :
• Aset produktif dalam tanah,air, dan peralatan
• Sumberdaya keuangan
• Informasi yyang relevan
• Pengetahuan dan keterampilan
• Organisasi social dan politik

2. Kerangka kerja territorial
Distrik-distrik agropolitan adalah satuan-satuan kecil yang mempu menyediakan kebutuhan - kebutuhan pokok dari para penghuninya dengan hanya sedikit transfer sumberdaya penting dari luar, Sebaliknya pada tingkat tertentu mampu mentransfer produk atau sumberdayanya keluar yang berarti surplus.

a. Perluasan produksi
Azas yang mendororng swadaya dalam pengelolaan ekonomi wilayah dan mengandung esensi bahwa :
1. Pembangunan hendaknya bertujuan menganekaragamkan perekonomian wilayah
2. Pembangunan hendaknya ditujukan pada pengembagan sumberdaya fisik yang maksimum sesuai dengan asas-asasa pelestarian
3. Pembangunan hendaknya mendorong perluasan pasar kawasan dan antar kawasan (dalam negeri)
4. Pembangunan hendaknya didasarkan sebanyak mungkin pada asas membiayai diri sendiri
5. Pembangunan hendaknya meningkatkan proses belajar social.

b. Penganekaragaman perekonomian territorial
1. Pengembangan sumberdaya fisik yang maksimum sesuai dengan asas pelestarian sustainable development
- Artinya sumberdaya pokok wilayah agropolitan adalah tanah dan air.
- Penggunaan kedua sumberdaya tersebut (tanah dan air) harus diseimbangkan dengan upaya
konservasi sehingga lestari dan sustainable.
- Dimensi pembaguna berkelanjutan terdiri atas keberlanjutan ekologis,pembagunan social, dan keadilan dan pertumbuhan ekonomi.
2. Perluasan pasar wilayah /kawasan dan antar wilayh /kawasan (dalam negeri)

Read More..

KONSEP PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DAN PERTANIAN AGROPOLITAN

KONSEP PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
DAN PERTANIAN AGROPOLITAN

1. KONSEP PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN PADA MOSHER
Pertanian akan selalu memerlukan bidang permukaan bumi yang sangat luas, yang terbuka terhadap sorotan matahari, jadi pertanian harus terpencar-terpencar dan memerlukan jaringan pengangkutan yang menyebar luas adalah satu keharusan dalam pertanian modern, untuk membawa bibit unggul, pupuk pestisida ke berbagai lapangan pertanian yang sangat luas dan untuk membawa hasil pertanian ke pasar.

Pertanian yang progresif selalu berubah, kita harus mengganti pola pertanian yang primitive dengan pertanian yang modern, juika telah dilaksanakan seolah-olah bereslah segalanya, karena pertanian yang progresif selalu berubah maka setiap langkah maju memungkinkan langkah maju yang lain.

Sebagai perorangan para petani memiliki 4 kapasitas penting untuk pembagunan pertanian yaitu : bekerja, belajar, berfikir kreatif dan bercita-cita.
Ada 3 kebiasaaan mental penting bagi pembangunan pertanian :
1. Kebiasaan melakukan pengukuran, berfikir dengan menghitung jumlah, tidak puas dengan menyebut hsail panennya baik, tetapi seberapa hasil panennya dalam jumlah kilo.
2. Selalu bertanya mengapa? Mengapa Tanaman ini lebih baik dari tanaman itu?
3. Kebiasaan terus mencari alternative terbaru

Sebagian dari tugas pembagunan pertanian adalah mengubah sikap masayarakat yang menghargai petani yang tetap bekerja dengan cara kuno, mengharagai sikap yang menghargai petani yang bisa meningkatkan produkstivitas dengan cara mengubah cara kerjanya.
Petani memainkan peran inti dalam pembagunan pertanian. Dialah yang memelihara tanaman , ternak, dan memutuskan bagaimanan usahataninya harus dimanfaatkan (hal 50)

Pembangunan pertanian tidak dapat dilaksanakan hanya oleh petani sendiri. Pertanian tidak dapat berkembang tanpa adanya perkembangan yang sesuai pada bidang kehidupan lain . Ada 5 macam fasilitas yang harus ada bagi petani jika pertanian hendak dimajukan (syarat pokoknya) :
1. Pasar untuk hasil usahatani
2. Teknologi yang slalu berubah
3. Tersedianya sarana produksi dan peralatan secara lokal
4. Perangsang produksi bagi petani
5. Pengangkutan

Pembangunan pertanian adalah meningkatakan hasil produksi usahatani. Untuk hasil-hasil ini perlu adanya pasar serta harga yang cukup tinggi guna membayar kembali biaya-biaya dan pengorbanan sewaktu memproduksi.
Agar pembagunan pertanian dapat berjalan terus haruslah selelu terjadi perubahan, bila perubahan ini terhenti maka pembagunan itupun terhenti.

Faktor Pelancar pembagunan pertanian
1. Pendidikan pembangunan
2. Kredit Produksi
3. Kegiatan bersama oleh petani
4. Perbaikan dan perluasan tanah pertanian
5. Perencanaan nasional pembagunan pertanian

Ada 4 Jenis pendidikan pembangunan
1. Pendidikan dasar dan lanjutan
2. Pendidikan pembagunan untuk petani
3. Latihan semasa kerja (penataran)
4. Pendidikan rakyat kota mengenai
Supaya efektif program pendidikan petani haruslah memenuhi 8 syarat :
1. Harus dating ke tempat petani. Mereka terikat sepanjang hari pendidikan pembagunan harus diberikan di tempat dimana ia berada.
2. Harus bersifat khas seseuai minat dan kebutuhan petani.
3. Petani adalah orang dewasa
4. Harus disesuaikan dengan waktu-waktu senggang petani
5. Unit bahan pelajaran harus merupakan suatu cara kerja tertentu yang baru dan telah diperbaiki
6. Harus disertai kesempatan bagi petani untuk segera mempraktekkan metode yang baru diajarkan
7. Setiap cara kerja yang baru harus teknik baik dan ekonomis, menguntungkan.
8. Petani memerlukan dorongan untuk mau melakukan percobaan.

2. KONSEP PERTANIAN AGROPOLITAN
Berdasarkan issue dan permasalahan pembangunan perdesaan yang terjadi, pengembangan kawasan agropolitan merupakan alternatif solusi untuk pengembangan wilayah (perdesaan). Kawasan agropolitan disini diartikan sebagai sistem fungsional desa-desa yang ditunjukkan dari adanya hirarki keruangan desa yakni dengan adanya pusat agropolitan dan desa-desa di sekitarnya membetuk Kawasan Agropolitan. .

Cara lebih luapengembangan kawasan agropolitan diharapkan dapat mendukung terjadinya sistem kota-kota yang terintegrasi. Hal ini ditunjukkan dengan keterkaitan antar kota dalam bentuk pergerakan barang, modal, dan manusia. Melalui dukungan sistem infrastruktur transportasi yang memadai, keterkaitan antar kawasan agropolitan dan pasar dapat dilaksanakan. Dengan demikian, perkembangan kota yang serasi, seimbang, dan terintegrasi dapat terwujud

STRATEGI PENGEMBANGANNYA
a. Penyusunan master plan pengembangan kawasan agropolitan yang akan menjadi acuan masing-masing wilayah/ propinsi. Penyusunan dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat sehingga program yang disusun lebih akomodatif. Disusun dalam jangka panjang (10 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka pendek (1-3 tahun) yang bersifat rintisan dan dan stimultans. Dalam progran jangka pendek setidaknya terdapat out line plan, metriks kegiatan lintas sektor, penanggung jawab kegiatan dan rencana pembiayaan.

b. Penetapan Lokasi Agropolitan; kegiatannya dimulai dari usulan penetapan Kabupaten oleh Pemerintah Propinsi, untuk selanjutnya oleh Pemerintah Kabupaten mengusulkan kawasan agropolitan dengan terlebih dahulu melakukan Identifikasi Potensi dan Masalah untuk mengetahui kondisi dan potensi lokasi (komoditas unggulan), antara lain: Potensi SDA, SDM, Kelembagaan, Iklim Usaha, kondisi PSD, dan sebagainya, serta terkait dengan sistem permukiman nasional, propinsi, dan kabupaten.

c. Sosialisasi Program Agropolitan; dilakukan kepada seluruh stakeholder yang terkait dengan pengembangan program agropolitan baik di Pusat maupun di Daerah, sehingga pengembangan program agropolitan dapat lebih terpadu dan terintegrasi.


3. KONSEP PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
Menurut Technical Advisorry Committee of the CGIAR (TAC-CGIAR, 1988), “pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam”.Ciri-ciri pertanian berkelanjutan:
• Mantap secara ekologis, yang berarti kualitas sumberdaya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan – dari manusia, tanaman, dan hewan sampai organisme tanah ditingkatkan. Dua hal ini akan terpenuhi jika tanah dikelola dan kesehatan tanaman dan hewan serta masyarakat dipertahankan melalui proses biologis (regulasi sendiri). Sumberdaya lokal digunakan secara ramah dan yang dapat diperbaharui.
• Dapat berlanjut secara ekonomis, yang berarti petani mendapat penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, sesuai dengan tenaga dan biaya yang dikeluarkan, dan dapat melestarikan sumberdaya alam dan meminimalisasikan risiko.
• Adil, yang berarti sumberdaya dan kekuasaan disistribusikan sedemikian rupa sehingga keperluan dasar semua anggota masyarakat dapat terpenuhi dan begitu juga hak mereka dalam penggunaan lahan dan modal yang memadai, dan bantuan teknis terjamin. Masyarakat berkesempatan untuk berperanserta dalam pengambilan keputusan, di lapangan dan di masyarakat.
• Manusiawi, yang berarti bahwa martabat dasar semua makhluk hidup (manusia, tanaman, hewan) dihargai dan menggabungkan nilai kemanusiaan yang mendasar (kepercayaan, kejujuran, harga diri, kerjasama, rasa sayang) dan termasuk menjaga dan memelihara integritas budaya dan spiritual masyarakat.
• Luwes, yang berarti masyarakat desa memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan ubahan kondisi usahatni yang berlangsung terus, misalnya, populasi yang bertambah, kebijakan, permintaan pasar, dll.
Anggap saja sistem pertanian berkelanjutan dipandang sebagai suatu paradigma ilmu. Sistem pertanian berkelanjutan sebagai paradigma ilmu membuat khalayak yang mempercayainya hendaknya (a) mengetahui apa yang harus dipelajarinya, (b) apa saja pernyataan-pernyataan yang harus diungkapkan, dan (c) kaidah-kaidah apa saja yang harus dipakai dalam menafsirkan semua jawaban atas fenomena pertanian berkelanjutan.

Dalam perspektif falsafah ilmu berikutnya, suatu paradigma ilmu pada hakekatnya mengharuskan ilmuwan untuk mencari jawaban atas suatu pertanyaan mendasar yaitu bagaimana, apa dan untuk apa.
Tiga pertanyaan di atas dirumuskan menjadi beberapa dimensi yaitu:
a. Dimensi ontologis yaitu apa sebenarnya hakikat dari sesuatu kejadian alam dan sosial ekonomi masyarakat yang dapat diketahuinya atau apa hakikat dari setiap kejadian di sektor pertanian dan sistem pertanian berkelanjutan pertanian selama ini ditinjau sebagai ilmu; mengapa terjadi kerusakan lingkungan; bagaimana hubungan degradasi tersebut dengan sistem nilai masyarakat dan sistem nilai suatu kebijakan pembangunan; bagaimana sektor pertanian di Indonesia dinilai terpinggirkan ketimbang kebijakan industri manufaktur, sehingga terjadi transformasi struktural semu; dsb,

b. Dimensi epistemologis yaitu apa sebenarnya hakikat hubungan antara pencari ilmu khususnya di bidang pertanian dengan fenomena obyek yang ditemukannya; bagaimana prosedurnya; hal-hal apa yang seharusnya diperhatikan untuk memperoleh pengetahuan tentang sistem pertanian berkelanjutan yang benar; apa kriteria benar itu; tehnik dan sarana apa untuk mendapatkan pengetahuan sistem pertanian berkelanjutan sebagai suatu ilmu,
c. Dimensi axiologis yaitu seberapa jauh peran sistem nilai dalam suatu penelitian tentang sistem pertanian berkelanjutan; untuk apa mengetahui sistem pertanian berkelanjutan; bagaimana menentukan obyek dan tehnik prosedural suatu telaahan sistem pertanian berkelanjutan dengan mempertimbangkan kaidah moral atau profesional;

d. Dimensi retorik yaitu apa bahasa yang digunakan dalam penelitian sistem pertanian berkelanjutan; bagaimana dengan bahasa yang dipakai sebagai alat berpikir dan sekaligus menjadi alat komunikasi yang berfungsi untuk menyampaikan jalan pikirannya kepada orang lain; bahasa yang dipakai seharusnya sebagai sarana ilmiah dan tentunya obyektif namun menafikan kecenderungan sifat emotif dan afektif;

e. Dimensi metodologis yaitu bagaimana cara atau metodologi yang dipakai dalam menemukan kebenaran suatu ilmu pengetahuan sistem pertanian kaitannya dengan fenomena pertanian berkelanjutan; apakah deduktif atau induktif; monodisiplin, multidisiplin dan interdisiplin; kuantitatif atau kualitatif atau kombinasi keduanya; penelitian dasar atau terapan.Berkaitan pula dengan sistem pertanian berkelanjutan, khususnya bagi yang berminat dalam kegiatan penelitian, diperlukan penerapan metodologi program penelitian.
Meminjam pendapat Imre Lakatos dalam Mohammad Muslih (2005), ada tiga elemen yang harus diketahui dalam program penelitian.

Pertama adalah inti pokok yaitu asumsi-asumsi dasar yang menjadi ciri dari penelitian berbagai aspek yang terkait dengan sistem pertanian berkelanjutan.Kedudukannya sebagai dasar di atas elemen lain yang dicerminkan sebagai hipotesis umum dan kerangka teoretis yang bersifat umum. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul adalah seperti mengapa dan bagaimana timbulnya masalah degradasi lingkungan dan degradasi sosial ekonomi pertanian serta bagaimana peran masyarakat dalam kerusakan lingkungan fisik dan sosial-ekonomi (eksternalitas negatif) yang kemudian dijawab sementara dalam bentuk hipotesis berdasarkan teori dan empirik.
Kedua adalah sebagai lingkaran pelindung yang terdiri dari beberapa hipotesis awal atas terjadinya fenomena di sektor pertanian. Kedudukannya sebagai pelengkap inti pokok agar penelitian tentang pertanian mampu menerangkan dan meramalkan setiap fenomena pertanian berkelanjutan yang nyata. Disini sudah dimunculkan perlakuan bagaimana mengembangkan beragam varian yang kompleks dari suatu sistem pertanian, bagaimana memodifikasinya. Namun teori yang dipakai sebagai suatu struktur yang koheren dapat tetap terbuka untuk dikembangkan. Artinya penelitian sistem pertanian berkelanjutan tidak selalu berlangsung sekali jadi tetapi terbuka untuk penelitian lanjutan.
Ketiga adalah serangkaian teori yaitu keterkaitan antara teori yang satu dengan teori lainnya. Penelitian tentang sistem pertanian berkelanjutan seharusnya dinilai dari serangkaian teori. Karena ciri fenomena pertanian berkelanjutan yang begitu kompleksnya maka dalam penelitian ini sudah dapat diduga teori yang digunakan meliputi antara lain teori ekonomimakro, ekonomimikro, teori ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan, teori ekonomi produksi, teori perilaku konsumen, teori kebijakan lingkungan, kebijakan pertanian, teori ekonomi ketenagakerjaan, sosiologi, antropologi, ekologi manusia, kelembagaan dsb.

STRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Dari berbagai konsep yang ada maka dapat dirumuskan prinsip dasar dari setiap elemen pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini ada empat komponen yang perlu diperhatikan yaitu pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang.

3.1. Pembangunan yang Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial
Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus dilandasi hal-hal seperti ; meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi, meratanya peran dan kesempatan perempuan, meratanya ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan distribusi kesejahteraan. Namun pemerataan bukanlah hal yang secara langsung dapat dicapai. Pemerataan adalah konsep yang relatif dan tidak secara langsung dapat diukur. Dimensi etika pembangunan berkelanjutan adalah hal yang menyeluruh, kesenjangan pendapatan negara kaya dan miskin semakin melebar, walaupun pemerataan dibanyak negara sudah meningkat. Aspek etika lainnya yang perlu menjadi perhatian pembangunan berkelanjutan adalah prospek generasi masa datang yang tidak dapat dikompromikan dengan aktivitas generasi masa kini. Ini berarti pembangunan generasi masa kini perlu mempertimbangkan generasi masa datang dalam memenuhi kebutuhannya.

3.2. Pembangunan yang Menghargai Keanekaragaman
Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa datang. Keanekaragaman hayati juga merupakan dasar bagi keseimbangan ekosistem.. Pemeliharaan keanekaragaman budaya akan mendorong perlakuan yang merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti.

3.3. Pembangunan yang Menggunakan Pendekatan Integratif
Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak. Hanya dengan memanfaatkan pengertian tentang konpleknya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial. Dengan menggunakan pengertian ini maka pelaksanaan pembangunan yang lebih integratif merupakan konsep pelaksanaan pembangunan yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan tantangan utama dalam kelembagaan.

3.4. Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka Panjang
Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa depan,.implikasi pembangunan berkelanjutan merupakan tantangan yang melandasi penilaian ini. Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang berbeda dengan asumsi normal dalam prosedur discounting. Persepsi jangka panjang adalah perspektif pembangunan yang berkelanjutan. Hingga saat ini kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi, oleh karena itu perlu dipertimbangkan.

Created by : sadf_118

from any literature

Read More..

IDENTIFIKASI DAN ANALISA KONSEP PEMB-PER

Identifikasi dan Analisa Konsep Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

Menurut Munasinghe,Teori Mosher dan Konsep Agropolitan
Pada pertanian berkelanjutan yang dikemukakan oleh Munasinghe menjelaskan tentang 3 dimensi pembagunan pertanian berkelanjutan diaman 3 dimensi ini disebut dengan segitiga pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu :

1. Dimensi ekonomi dan profit
• Efisiensi
• Daya saing
• Nilai tambah dan laba
• Pertumbuhan
• Stabilitas
Berkaitan dengan konsep maksimalisasi aliran pendapatan yang dapat diperoleh setidaknya mempertahankan aset produksi yang menjadi basis yang memperoleh pendapatan tertentu.

2. Dimensi Lingkungan Alam
• Keragaman hayati
• Daya Luntur ekosistem
• Konservasi Alam
• Kesehatan Lingkungan
Konservasi ini menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam yang mencakup system kehidupan biologis dan materi alam.

3. Dimensi Sosial
• Kemiskinan
• Kemelaratan
• Partisipasi
• Stabilitas social
• Prevensi Budaya
Ini adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan kesejahteraan social yang diceminkan oleh kehidupan social yang dicerminkan oleh kehidupan social yang harmonis termasuk perlindungan terhadap suku minoritas.
Ketiga dimensi ini saling berkaitan, dimana system social yang stabil dan sehat serta sumberdaya alam dan lingkungan merupakan basis untuk kegiatan ekonomi, sementara kesejahteraan ekonomi merupakan persyaratan untuk terpeliharanya stabilitas social dan budaya, maupun kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Sedangkan pada mohser menjelaskan atau berhubungan dengan sector pendidkan pembagunan, sector ekonomi (kredit, produksi, kerja kelompok, perencanaan social, pasar) dan sector teknologi dan transportasi . Disini Moohser tidak menjelaskan dari sector ekonomi seperti ( pertumbuhan, daya saing) Dimensi lingkungan alam (keragaman hayati), konservasi lingkungan dan kesehatan lingkungan, social prabilitas social, preservaSI budaya). Jadi disini mohser hanya terfokus pada kegiatan dan teknologi saja, dan tidak berpandangan terhadap beberapa sector yang terdapat pada segitiga pilar pembangunan pertanian berkelanjutan yang dikemukan oleh Munasinghe (1993).
Lain juga halnya dengan pertanian agropolitan, dimana disini pembangunan- pembangunan berbasis ekonomi pertanian di kawasan agribisnis yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergi berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya usaha dan sistem agribisnis yang berdaya saing, berbasis berkelanjutan dan terdesentarlisasi yangdigerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi pemerintah. Ini hamper sama dengan pertanian berkelanjutan oleh munasinhge (1993).
Tetapi bedanya dengan pertanian berkelanjutan adalah kalau pembangunan pertanian berkelanjutan juga memfokuskan pada 2 sektor selain ekonomi yaitu lingkungan alam dan dimensi sama sedangkan pada p[ertanian agropolitan hanya lebih memfokuskan pada sector ekonomi dan hanya sedikit menyinnggung / berkaitan dengan sector lingkungan alam, dimensi social
Jadi disini ketiga hal itu juga bisa dikaitkan bahwa untuk membentuk suatu pertanian berkelanjutan tercangkup juga pada teori mosher dan pertanian agropolitan. Dimana ketiga hal ini saling memennuhi satu sama lain, sehingga ketiga ini merupakan aspek yang sangat penting untuk membentuk suatu pembagunan berkelanjutan.

Pada implikasi pembangunan pertanian berkelanjutan telah tersosialisasi secara global sebagai arah ideal pembagunan pertanian bukanlah sekedar wacana melainkan sudah menjadi gerakan global. Pertanian berkelanjutan telah menjadi dasar penyusunan protocol aturan pelaksanaan (rules of conduct) atau standar prosedur operasi-operasi praktek pertanian yang baik (Good Agricultural Practices=GAP) Sebagai sebuah gerakan global maka praktek pertanian berkelanjutan telah menjadi misi bersama komunitas internasional ,Negara, lembaga pembagunan , organisasi swadaya masyarakat dan lembaga internasional turut mendukung dan mengawasi pelaksanaan prinsip pertanian berkelanjutan tersebut. Jadi disini sifatnya universal atau umum /internasional.

Sedangkan teori mosher dalam implikasinya belum sepenuhnya tersosialsiasi secara global. Hal ini terjadi karena pada teori mosher ini siftanya belum universal karena , sehingga jangkauan untuk kegiatannya hanya terbatas.
Dimana Implikasinya bagi pertanian yaitu :
1. Pertanian harus terpencar-pencar
2. Pertanian harus berbeda dengan jelas dari tempat ke tempatnya seringkali dalam jarak yang pendek
3. Timing untuk melancarkan suatu operasi usahatani harus diselaraskan dengan keadaan cuaca dan serangan hama dan penyakit.
4. Faktor waktu pada pertumbuhan tanaman dan hewan mendorong adanya keberanekaan dalam pertanian
5. Kebanyakan usahawan dan buruh tani harus memiliki keterampilan yang lebih luas daripada pekerja pabrik
6. Tiap perubahan adalah suatu pekerjaan mengakibatkan perlunya ada perubahan lain
7. Pertanian yang progresif

Namun pada agropolitan ini sifatnya hanyalah local artinya kawasan agropoliutan terdiri dari kota pertanian (kota menengah atau kecamatan /kota atau pedesaan) dan desa-desa serta produksi pertanian yang ada disekitarnya dengn batsan yang tidak ditentukan oleh batasan adminisratif pemerintah tetapi lebih ditentukan oleh skala ekonomi (suatu kecamatan/kabupaten). Jadi disini sifatnya masih belum global artinya sifatnya hanya local yaitu provinsi, lain halnya dengan pertanian berkelanjutan yang sifatnya universal yaitu antar Negara dan dipertanian agropolitan ini dimana batasannya ditentukan oleh skala ekonomi sedangkan sedangkan pada pertanian berkelanjutan selain skala ekonomi juga ditentukan oleh lingkungan alam dan social.

Read More..

KLASIFIKASI USAHATANI

Klasifikasi UsahaTani

Soehardjo & Dahlan patong mengemukakan bahwa usaha tani sebagai objek pengamatan dapat dilihat dari berbagai segi dan dalam bukunya tersebut ia meninjau 4 segi pengamatan Yaitu :
1. Menurut bentuknya
2. Menurut Coraknya
3. Menurut Polanya
4. Menurut Tipenya

1. Menurut Tipenya
Berdasarkan cara penguasaan unsur- unsure produksi dan pengelolaannya usahatani digolongkan dalam 3 macam yaitu :
• Usahatani yang penguasaan unsure produksi dan pengelolaannya dilakukan oleh seseorang
• Usahatani yang penguasaan unsure produksi dan pengelolaannya dilakukan oleh banyak orang secara kolektif.
• Usahatani yang merupakan bentuk peralihan dari usahatani perseorangan ke usahatani kolektif.

• Usahatani perseorangan (individual farm).
Dalam usahatani ini, unsure- unsure produksi ditentukan oleh seseorang dn pengelolaannya dilakukan oleh seseorang. Tanah yang diusahakan dapat berupa miliknya atau orang lain. Jadi pda usahatani ini masih terdapat variasi-variasi yang menghendaki penggolongan- penggolongan yang lebih halus.

Tenaga kerja yang diperlukan didapatkan dari berbagai sumber.Ada yang berasal dari petani sendiri beserta anggota keluarganya dan ada yang berasal dari luar keluarga berdasarkan gotong royong atau upah.Tenaga kerja yang diupah tersebut bisa berbentuk :
o Tenaga kerja tetap
o Tenaga kerja harian
o Tenaga kerja musiman

Di Indonesia sendiri banyak terdapat tenaga kerja yang sebagian besar dari keluarga petani itu sendiri. Sebagian besar pendapatan petani dalam setahun berasal dari usahataninya. Ini disebut dengan usahatani keluarga (family farm)
Ciri-cirinya :
a Sedikitnya separo dari seluruh jumlah tenaga kerja pria yang diperlukan usahataninya berasal dari petani penggarapnya dan anggota keluarga.
b Sedikitnya separo dari jumlah pendapatan kotor yang diterima oleh keluarga petaninya berasal dari usaha tani tersebut.

Luas tanah tidak dapat dijadikan ukuran untuk mendefinisikan usaha tani keluarga. Usaha tani keluarga dapat pula terdiri dari tanah yang sempit.Karena tiap tanah memberikan sifat dan kesuburan yang berbeda-beda maka pemakaian luas tanah untuk mendefinisikan luas tanah tiak mudah. Jumlah kerja yang diperlukan dan pendapatan kotor tang diterima petani lebih tepat dijadikan dasar untuk mendefenisikan usahatani keluarga.

• Usahatani Kolektif (collective farm)
Adalah usaha tani yang unsure-unsur produksinya dimiliki organisasi kolektif. Unsur-unsur produksi diperoleh organisasi dari membeli,menyewa,menyatukan milik perorangan atau berasal dari pemerintah.Usaha tani ini terbentuk karena kemauan beberapa orang yang mempunyai ikatan keluarga, karena sistem pemerintahan suatu Negara atau factor lingkunggan dimana mereka berada.
Kolektivitas dikenal pada abad ke 10. Tujuannya sendiri dalah untuk meniadakan unsure-unsur produksi milik perseorangan. Dengan penyautuan alat-alat produksi pertanian tang tidak dikenal atau sukar dilaksanakan pada usaha tani perseorangan. Pengunaan tanah dan tenaga kerja diharapkan lebih efisien.

• Usahatani Kooperatif (cooperative farm)
Merupakan bentuk peralihan antar usaha tani perseorangan dan usahatan kolektif.Pada usaha tani ini tidak semua unsure- unsure produksi dan pengelolaannya dikuasai bersama.tanahnya masih milik perorangan.Usaha bersama dituangkan dalam bentuk kerja sama di beberapa segi seperti :
o Kerjasama dalam penjualan hasil
o Kerjasama dalam pembelian sarana produksi
o Kerjasama dalam tenaga kerja.

Usaha tani kooperatif ini terbentuk karena petani-petani kecil dengan modal yang lemah tidak mampu membeli alat-alat pertanian yang berguna untuk mengembangkan kegiatan usahanya.Dengan menggabungkan modal yang dimilki mereka dapat membeli alat- alat untuk digunakan bersama yang bertujuan untuk meningkatkan efesiensi penggunaan alat-alat pertanian.

2. Menurut Coraknya
Tujuan kegiatan usaha tani berbeda-beda karena pengaruh lingkungan alam dan kemampuan pengusahanya. Ada petani yang kegiatannya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang disebut dengan usaha tani pencukup kebutuhan keluarga (selfsufficient farm / subsistences farms), dan adapula kegiatannya yang bertujuan untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya yang disebut dengan usahaani komersial (commercial farm).

Karena cirri dan sifat yang dimilki oleh usahatani komersial & pencukup kebutuhan keluaraga, beberapa ahli memberikan nama lain kepada kedua usahatani ini.Usaha tani komersial disebut juga dengan nama usahatani dinamis & usahatani tidak komersial disebut usahatani statis. Penggolongan tsb dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan saat tertentu , karena setiap usahatani statis dapat berubah melalui masa peralihan menjadi usaha tani dinamis.

Para ahli telah banyak menegemukakan pendapatnya untuk membedakan apakah suatu usahatani tergolong subsisten atau komersil.. Salah satu ukuran itu adalah tindakan ekonomi petani dalam penggunaan unsure-unsur produksi.penggunaan usnur produksi misalnya penggunaan tenaga kerja & pemilihan cabang usaha sering didasarkan pada kebiasaan.
Hubungan petani dengan dunia luar usahataninya merupakan dasar pengukur tingkat perkembangan usaha tani.

Beberapa ukuran yang banyak untuk menyatakan tingkat & sifat integrasi petani dengan desa dan kota sekitarnya adalah :
a Perbandingan antara jumlah produk yang dijual ke pasar dan yang dikonsumsi.
b Perbandingan antara jumlah korbanan yang dibeli terhadap jumlah seluruh korbanan yang digunakan dalam proses produksi.
c Tingkat Teknologi.

3. Menurut Polanya
Pola usahatani ditentukan menurut banyaknya cabang usaha tani yang diusahakan.Berdasarakan jumlah cabang usahatani yang diusahakan usahatani dapat dibedakan sbb :
Usaha tani Khusus
• Apabila usahatani hanya mempunyai satu cabang saja maka disebut dengan usahatani khusus.Contohnya : usahatani tembakau, usahatani padi , usahatani sapi perah.

Faktor yang mempengaruhi petani memilih hanya 1 cabang ialah :
• Keadan fisis tanah yaitu apakah mendapat air pengairan spanjang tahun sehingga cocok ditanami padi.
• Prisnsip keuntungan komperatif yaitu mengusahakan cabang usahatani yang memeberikan keuntungan paling besar dibandingkan dengan cabang usahatani lain.

Usaha tani tidak khusus.
Petani yang juga mengusahakan bermacam-macam usahatani. Seperti ternak atau ikan.
Hal ini dapat dilkukan kalau petani memliki dan mengusahakan berbagai macam tanah seperti : tanah sawah,tanah darat, padang rumput dan kolam.

Usahatani Campuran
Merupakan bentuk usahatani yang diusahakan secara bercampur antara tanaman dengan tanaman, tanaman dengan ternak, tanaman dengan ikan dsb. Usahatani ini juga dikenal dengan tumpang sari, misalnya tumpang sari antara jagung dengan kacang tanah, tumpang sari antara padai dan ikan.
Kombinasi antara tanaman ternak mendapatkan perhatian besar dibeberapa daerah. Kombinasi antara tanaman dan tenak dikenal dengan isatilah mixed farm.

Keutuntungannya adalah :
• Ternak memberikan tenaga kerja dalam waktu- waktu tertentu.
• Ternak memberikan makan berupa protein


4. Menurut Tipenya
Usahatani dapat digolongkan dlam beberapa jenis /tipe tanaman yang diusahakan.
Dari penggolongan ini dikenal usahatani padi, usahatani jagung, usahatani ternak, usahatani sapi, usahatani ternak ayam, dan usahatani kubis. Tiap daerah mempuyai kondisi yang berbeda dengan daerah lainnya. Perbedaan ini dapat berupa perbedaan fisik, perbedaan ekonomi dan perbedaan lainnya yang tidak termasuk pada keduanya. Karena itu jenis tanaman dan hewan yang tumbuh dapat diusahakan pada suatu daerah berbeda-beda pula.
Tiap tanaman dan hewan memerlukan kondisi fisis tertentu untuk hidup dan berkembang dengan baik .

Faktor fisis
Factor ini sangat mempengaruhi tipe usaha tani yang terdiri dari, iklim,tanah, dan topografi.
Apabila factor fisik di suatu tempat tidak sesuai dengan usahatani yang diinginkan petani harus mengubah keinginannya atau pindak ke daerah lain yng mempunyai factor fisik yang sesuai.

1. Iklim
Hal penting dari iklim yang banyak mempengaruhi tipe usahatani ialah : curah hujan,temperature, pancaran sinar matahari dan kelembapan curah hujan mencakup factor – factor seperti curah hujan dalam setahun, penyebaran hujan dan variasinya dari tahun ke tahun .Tiap tanaman memerlukan curah hujan tertentu sebagai sayarat untuk tumbuh baik. Penyebaran hujan penting juga bagi pertumbuihan tanaman. Tiap fase dari pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan berbeda. Tanaman kapas sangat baik diusahakan di daerah yang mempunyai perbedaan yang nyata anatara hujan dan musim kemarau. Pancaran sinara matahari baik intensitas penyinarannya maupun panjang penyinarannya, mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanama kopi tidak tahan terhadap sinar langsung yang terik sehingga diperlukan pohon pelindung.

2. Tanah
Tanah – tanah pada setiap tempat berbeda dalam tingkat kesuburannya, dalam tekstur, dan dalam tebal atau dalamnya lapisan. Setiap jenis tanaman memerukan syarat – syarat tertentu untuk tumbuh baik. Ada tanaman yang hanya dapat tumbuh pada tanah yang subur dan ada pula yang dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur. Hara yang terdapat dalam tanah sangat penting artinya tanah yang mengandung banyak kapur akan menghasilkan banyak tanaman runput yang baik untuk usaha tani ternak. Tekstur tanah juga memberikan pengaruh pada macam tanaman yang akan ditanam. Tanah – tanah dengan tekstur halus merupakan tanah berat yang sukar dikerjakan. Dengan demikian tanaman – tanaman yang diusahakan diatasnya adalah tanaman – tanaman intensif. Pada tanah – tanah ringan banyak diusahakan tanaman – tanaman intensif.

3. TOPOGRAFI
Pengaruh topografi pada tipe usaha tani berhubunggan erat dengan iklim dan tanah.Perbedaan tinggi diatas permukaan laut menyebabkan perubahan pada iklim.Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut makin rendsah suhunya dan makin panjang masa tumbuhnya.Hal ini berarti harus ada perbedaan tipe usaha tani di dataran tinggi dengan dataran rendah.Tanah-tanah subur ummunya terdapat didataran rendah.
Topografi juga penting sehubungan dengan penggunaan alat-alat mekanisasi.Mesin-mesin pertanian sukar digunakan ditanah yang tidak datar.Karena itu di daerah yang berbukit kurang tepat untuk tanaman intensif yang memerlukan banyak tenaga kerja pada musim menanam dan musim panen.Perkembangan penggunaan alat-alat mekanisasi mempengaruhi perkembangan usaha tani karena pengaruhnya terhadap biaya produksi,sebagai contoh ialah pemindahan penanaman kapas yang tadinya diusahakan dari tanah-tanah miring ke daerah-daerah datar.
Pemgaruh topografi penting juga artinya pada perbedaan tataniaga.Jarak yang sama jauhnya lebih cepat ditempuh pada tanah datar dari pada tanah miring.Dengan demikian topografi mempengaruhi penjualan hasil usaha tani ke pasar.Daerah-daerah dataran tinggi yang jauh dari pasar umumnya ditanami tanaman-tanaman yang tahan lama,sehingga resiko kerusakan karena lamanya tiba di pasar dapat dihindari.

Faktor Ekonomi
Disamping factor fisik yang tterdiri dari iklim tanah dan topografi,juga factor ekonomi turut menentukan tipe usaha tanai di suatu daerah.Faktor-faktor ekonomi berubah dari waktuke waktu.Perubahan faktopr ekonomi tidak sama dari tahun ke tahun.Karena itu petani harus mengenal sebab dan akibat dari perubahan factor-faktor ekonomi yang terjadi di daerahnya.Ia harus mampu menbedakan perubahan yang kekal dan sementara.

Tiga factor ekonomi yang banyak mempengaruhi tipe udaha tani dapat diurakan sebagai berikut :
1.biaya tataniaga
Perbedaan biaya tataniaga yaitu biaya yang diperlukan untuk menempuh jarak dari produsen ke konsumen mempengaruhi tipe usaha tani yang diusahakan di suatu daerah.Biaya ini meliputi biaya pengangkutan ,biaya pengolahan,biaya penyimpanan dan biaya penjualan.Pendapatan yang diterima petani dari hasil penjualan produksi usaha taninya ialah jumlah uang yang diyerima setelah dikurangi dengan biaya tataniaga.Biaya ini umumnya sebanding dengan jarak dari petani ke konsumen.Karena itu petani didaerah dekat pasar mempunyai kecendrungan untuk mengusahakan tanaman yang tidak dapat disimpan lama misaknya sayuran,buah dan susu.

2.perubahan harga produksi
perubahan harga produksi usaha tani mempengaruhi tipe usaha tani di satu daerah.Sekitar tahun 1956 dan 1959 harga tembakau didaerah Jember,Jawa Timur lebih baik dari pada haega padi.Perubahan harga ini membawa akibat pemindahan kerja dan pemakaian tanah kearah tanaman yang lebih menguntungkan.Dengan demikian ada perubahan tipe usaha tani didaerah tersebut.
Perubahan harga produksi mempunyai sifat kekal atau sifat sementara yang dalam wakyu yang relatif singkat akan kembali menjadi normal.Dengan demikian petani harus nanpu nenbedakan antara sifat perubahan yang kekal dan yang sementara.Jangan terlalu cepat mengunah tipe usaha tani apabila perubahan harga itu bersifat sementara.Contoh di AS dalam PD II.Pada waktu itu harga kacang tanah sangat tinggi.Bnayak petani kapas yang cepat-cepat mengubah usahanya ke kacang tanah tetapi kemudian mereka kecewa tahu akhir PD II harga kacang tanah tidak tinggi lagi.
Mengenal sifat perubahan harga dapat dilakukan dengan menggunakan alat statistik perubahan harga-harga produksi usahatani. Data itu dapat diperoleh dari dinas pertanian rakyat atau dari catatan-catatan petani berdasarkan pengalamannya dari tahun ke tahun. Perubahan harga ada hubungannya dengan jumlah produksi. Pada saat prooduksi banyak di waktu panen harga menjadi rendah. Kejadian ini kemudian diikuti oleh pengurang produksi dan sedikit demi sedikit harganya menjadi tinggi. Apabila harga tinggi,petani akan berusaha memproduksi sebanyak-banyaknya. Akibatnya adalah harga turun. Akibat dari penurunan harga ialah bahwa petani akan berusaha mengurangi produksinya yang nantinya kembali menaikkan harga.

(3) Persediaan modal
Modal lebih banyak mempengaruhi besarnya usahatani daripada tipenya. Tetapi bagi petani muda yang baru mulai berusaha,besarnya modal yang tersedia akan menentukan tipe usahataninya. Ia akan memilih tipe yang memberi kemungkinan pengembalian modal aslinya dengan cepat. Usahatani ternak daging memerlukan jangka waktu yang lebih lama dibandingkan usahatani tanaman untuk mengembalikan modal aslinya.

C. Lain – Lain
Disamping faktor – faktor fisik dan ekonomi, ada faktor – faktor lain yang mempengaruhi terhadap tipe usaha tani misalnya hama dan penyakit, tipe usaha tani tetangga dan pilihan pribadi. Tetapi pengaruh faktor ini sangat kecil di bandingkan dengan pengaruh faktor fisik dan ekonomi. Jikalau seorang mengabaikan faktor – faktor iklim, jenis tanah, topografi, dan faktor – faktor ekonomi maka ia pasti akan mengalami kegagalan. Pada dasar nya kesempatan memenuhi keinginan pribadi sangat terbatas.


Read More..

MODAL USAHATANI

Modal usahatani

1. Pengertian Modal
Secara ekonomi modal adalah barang-barang yang bernilai ekonomi yang digunakan untuk menghasilkan tambahan kekayaan ataupun untuk meningkatkan produksi.Dalam perusahaan modal tersebut adalah seluruh kekayaan yang digunakan dalam usaha.Modal digunakan untuk menghasilkan barang-barang konsumsi atau barang-barang modal.

Modal menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi 2 bagian :
• Modal tetap (Fixed Capital)
Adalah modal yang tidak habis dalam satu kali proses produksi atau dapat dipakai berkali-kali dalam proses produksi.Modal tetap bukan berarti tidak pernah habis.
• Modal Tidak Tetap (Modal Lancar/Usaha)
Adalah Modal yang habis satu kali proses produksi. Jadi setiap kali proses produksi modal variabel perlu disediakan atau ditambahkan modal variabel ini. Dalam usaha tani contohnya : bibit, pupuk ,obat ,pemberantas hama, penyakit, dll.

2. Sifat-sifat Modal
Beberapa sifat yang dimiliki modal sekaligus merupakan sebab meningkatnya perhatian terhadap modal.
a. Modal mempunyai sifat produktif yaitu meningkatkan kapasitas produksi. 2 hal yang dapat dijual belikan dalam pasar modal pada saat tertentu “stock” dan jasa atau service. Modal yang produktif adalah dapat memberikan pendapapatan minimum sebanyak biayanya.
b. Modal mempunyai sifat prospektif, yaitu modal dapat mempertahankan atau meningkatkan produksi dalam waktu yang akan dating. Sifat ini terwujud apabila sebagian daripada pendapatan yang diterima hari ini dapat disisihkan. Masalah pokok dari usahatani kecil ialah bagaimana menyisihkan sebagian daripada pendapatannya yang hanya cukup bahkan kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
c. Pertumbuhan modal berhubungan erat dengan factor produksi kerja, karena modal digunakan bersama-sama dengan kerja.
d. Modal dapat meningkatkan pemakaian tenaga kerja misalnya di daerah yang tanah pertaniannya terbatas. Dengan menambahkan modal dapat mengintensifkan pengusahanya sehingga tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani meningkat. Hal ini sekaligus meningkatkan produksi dan pendapatan, ini berarti pula upah kerja dapat ditingkatkan dengan penambahan modal. Selanjutanya modal dapat pula menghemat tenaga kerja. Hal ini misalnya dengan mengggunakan mesin-mesin, jumlah tenaga kerja bias dikurangi.

3. Guna Daripada Modal
Modal dalam usahatani bersamaan dengan factor produksi lainnya akan menghasilkan produk. Modal ini semakin berperan dengan berkembangnya usahatani tersebut. Pada usahatani sederhana peran modal kecil saja. Namun semakin maju usahatani modal yang diperlukan semakin besar.

Peran modal dalam usahatani ialah :
a. Modal itu dapat digunakan penghemat tanah.
Produkstivitas tanah dapat ditingkatkan dengan memasukkan modalyang lebih banyak ke dalamnya. Misalnya dengan penggunaan pupuk dan bibit unggul dapat meningkatkan produksi persatuan luasnya.
b. Modal dapat menghemat Tenaga (Labor Saving)
Dengan penambahan modal berupa penambahan alat-alat mekanis dapat menghemat tenaga. Ini berarti dengan bantuan alat produksi yang lebih tinggi dapat dicapai dengan tenaga yang lebih sedikit.
c. Modal dapat menghemat waktu
Dengan penambahan berupa mesin-mesin,waktu pengolahan tanah,panenan atau pengolahan hasil dapat lebih ditingkatkan.Demikian pula dengan pemakaian bibit unggul, lama penguasaan dapat lebih pendek.
d. Modal dapat menghemat biaya
Dengan penambahan modal usahatani dapat diintensifkan pengusahaannya. Usaha tani yang diusahakan secara intensif biaya produksinya akan tinggi dan pendapatan juga akan bertambah.Pertambahan pendapatan biasanya lebihn tinggi /besar dibandingkan pertambahan biaya. Ini berarti biaya perkesatuan hasil lebih rendah. Dengan pemakaian modal yang tepat,efisien dan menghemat biaya.
e. Modal dapat memperbaiki kualitas produksi
Dengan pemakaian bibit yang lebih baik,alat-alat yang baik, Hal ini masing-masing atau secara bersamaan dapat menigkatkan hasil produksi.

4. Macam-macam Modal UsahaTani
a. Tanah
Tanah sebagai modal di dalam usahatani di Indonesia dan di Negara berkembang lainnya berperan sangat besar.Hal ini Karena modal di luar tanah yang dipunyai petani sangat terbatas(kecil sekali).Sebab- petani-petani belum punya modal berupa mesin-mesin atau alat-alat yang mahal harganya. Begitu juga petani belum mempunyai bangunan-bangunan yang memerlukan biaya yang besar.
Bangunan-bangunan yang dimiliki petani biasanya sederhana. Dengan demikian mdoal tanah dapat berperan 70-90% dari modal seluruhnya.
Hal ini berbeda dengan struktur permodalan petani di Negara-negara maju. Perbedaan struktur modal yang dimiliki di Negara maju & Negara berkembang dapat dilihat dari bentuk pemilikan modal di Jepang (Negara maju) dan Filipina (Negara berkembang) seperti di bawah ini

Tanah dibandingkan dengan modal lainnya mempunyai kedudukan yang khusus, karena berbeda dengan jenis modal lainnya. Perbedaan tersebut ialah :
a. Tanah sebagai modal tidak perlu diperhitungkan penyusustannya. Tanah pada umumnya tidak turun kegunaannya maupun harganya. Hanya Karena bencana alam seperti tanah longsor,banjir, atau tanah tertimbun dan lainnya yang mengakibatkan hancur & tak dapat dimanfaatkannya tanah. Dalam keadaan biasa tanah akan semakin naik harganya. Oleh karena itu pertumbuhan penduduk, perbaikan lalu lintas dan juga karena oleh pemiliknya selalu diusahakan perbaikannya, agar produksi dari tanah tersebut terus meningkat., Pekerjaan-pekerjaan perbaikan yang menambah kegunaan tanah, memerlukan tenaga/biaya, jika pekerjaan itu dilakukan sendiri oleh petani ini dianggap sebagai pengeluaran, sebab jika ia bekerja di tempat lain akan memberikan pendapatan kepadanya. Namun jika pekerjaan itu orang lain yang mengerjakannya ia harus membayarnya. Usaha yang demikian harus dianggapmnya sebagai investasi (penanaman modal). Modal sedemikian disebut “amelionasi” dan dicatat sebagai modal tetap. Terhadap modal amelionasi harus diadakan penyusutan.

b. Hukum bunga tanah pada umumnya berbeda dengan hokum bunga modal lainnya. Bunga tanah dipengaruhi oleh produktivitas tanah. Makin intensif pngusahaan semakin tinggi pula bunganya.
Mengenai perlunya dihitung bunga tanah ini ad beberapa pendapat :
Menurut Vink keuntungan dari tanah sediri yang berupa bunga tanah dari usahatani keluarga sudah terselip dalam pendapatan petani. Atau bunga tanah dari usahatani keluarga tak kelihatan
Menurut Devrieg bunga tanah baru dimunculkan dalam perhitungan ekonomi, jika hendak membandingkan penghasilan dari seorang petani yang mengusahakan tanahnya sendiri dengan petani yang mengerjakan tanah sewaan. Menurutnya bunga tanah daripda usahatani Indonesia belum dapat dihitung. Dalam perusahaan pertanian atau usahatani komersial dimana tata kehidupan ekonomi pemilik dan pelaksana sudah terpisah dan tata kehidupan ekonomi daripada perusahaan. Disini imbalan jasa dari tanah (bunga tanah) sudah ditentukan lebih dahulu, meskipun perusahaan itu belum mendatangkan produk atau penghasilan. Bunga tanah dianggap sebagai pengeluaran atau biaya perusahaan walapun tanah/modal tidak dianggap sebagai keuntungan/pendapatan bagi perusahaan.

Sehubungan dengan keadaan diatas, kapan perlunya bunga tanah dihitung tergantung daripada tujuan analisa atau usaha tersebut, dan jug pada tingkat kemajuan usahatani. Keadaan ini sbb :
 Analisa terhadap usahatani yang masih rendah tingkatnya seperti yang kita kenal di pedalaman Irian Jaya, Kalimantan, dan sebaginya belum memerlukan perhitungan bunga tanah. Begitu juga analisa terhadap usahatani yang masih berpindah-pindah.
 Analisa terhadap usahatani yang dilaksanakan di atas tanah sendiri atau tanah yang diperoleh tanpa pembayaran belum memerlukan perhitungan tentang tingginya bunga tanah.
 Analisa terhadap usahatani yang diusahakan di atasa tanah sendiri atau tanah pihak lain tanpa pembayaran, jika ingin membandingkan keuntungan hasilnya dengan usahatani atasa tanah orang lain tanpa yang memrlukan imbalan, memerlukan perhitungan atas bunga tanah. Tingginya bunga tanah dipersamakan dengan sewa atau imbalan dari tanah usahatani yang diperbandingkan.
 Analisa untuk mengetahui tinggi rentabilitas suatu usahatani harus memasukkan bunga tanah dalam analisanya.

b. Bangunan
Bangunan yang termasuk modal usahatani ialah bangunan yang termasuk bahagian usahatani tersebut. Bangunan ini didirikan dan digunakan untuk kelancaran usahatani. Bangunan ini berupa gudang, lumbung, kandang ternak, dll.
Rumah petani jika terletak didalam usahatani dan erat sekali hubungannya dengan usahatani diperhitungkan sebagai modal usahatani. Tetapi jika rumah itu terletak diluar usahatani dan kegiatan-kegiatan usahatani tidak banyak terkait padanya maka rumah tidak termasuk modal.
Jalan-jalan juga sangat diperlukan bagi usahatani, jika dapat melancarkan pengangkutan bahan bahan, saprodi ataupun hasil.Pada perusahaan pertanian infestasi untuk jalan ini cukup besar. Bangunan-bangunan yang juga sering pada usahatani adalah kandang ternak,pagar,serta pembangunan lainnya.

c. Alat-alat dan Mesin-mesin Pertanian
Macam dan jumlah alat-alat pertanian yang digunakan oleh petani dipengaruhi oleh iklim,keadaan tanah,jenis cabang usaha yang diusahakan dan tingkat kemajuan serta besarnya usahatani.Pada usahatani yang sederhana seperti usahatani keluarga yang banyak di Indonesia alat-alat yang digunakan sederhana pula.Biasanya berupa cangkul, parang, sabit, bajak, garu, dll.
Tetapi pada usahatani yang besar & maju mereka menggunakan traktor, mesin panenan, mesin pemungut hasil, dll. Mesin dan alat-alat mekanik akan memperlancar pekerjaan, dan membantu mengerjakan sesuatu yang tidak dapat dilaksanakan tanpa alat-alat mekanik.
Alat-alat dan mesin-mesin ini juga termasuk modal tetap dan harus diperhitungkan penyusutannya tiap tahun.

d. Tanaman dan Ternak
Tanaman baik yang berumur pendek, maupun yang berumur panjang, adanya dalam tanah mengeluarkan biaya-biaya karenya harus dianggap sebagai penanaman modal. Tanaman yang berumur pendek yang menghasilkan dalam waktu setahun atau kurang, oleh karenanya seluruh pengeluaran untuk menanamnya harus disisihkan seluruhnya dari pendapatan yang diperoleh dari satu kali panen tanaman tersebut.
Sedangkan tanaman berumur panjang, dari nilai penanamannya, pemeliharaan sampai tanaman tersebut panen memakan waktu 4-6 tahun tergantung jenis tanamannya. Selama waktu tesebut biaya-biaya harus dikeluarkan. Sesudah tanaman diambil, dimulailah depresiasi yang lamanya ditentukan oleh lamnya tanaman tersebut menghasilkan.
Ternak sebagai modal dapat berfungsi sebagai alat membantu tenaga kerj manusia, dan pula sebagai cabang usahatani. Apabila pada akhir tahun pembukuan jumlha ternak bertambah maka modal usahatani tersebut dikatakan bertambah. Ternak-ternak yang dijual kurang dari satu tahun depresiasi tidak dilakukan, tetapi biaya-biaya sebagai penyusutan, ternak yang dipelihara bertahun-tahun biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan harus di perhitungkan sebagai modal yang ditanamkan.

e. Sarana Produksi (bahan Perlengkapan)
Sarana produksi terdiri dari :
Bibit, pupuk, Obat pemberantas Hama dan penyakit, serta sarana produksi lainnya termasuk pada biaya tidak tetap. Penggunaan sarana produksi ini pada usahatani hanya untuk sekali produksi. Jadi untuk sarana produksi tidak diadakan penyusustan. Biaya-biaya yang dikeluarkan merupakan biaya eksploitasi atau biaya pengusahaan.

f. Uang Tunai
Uang Tunai yang diperhitungkan adalah uang tunai yang betul-betul diperuntukkan bagi usahatani. Hal ini perlu ditegaskan mengingat usahatani di Indonesia, pembatasn antara uang tunai untuk usahatani dengan uang tunai untuk kebutuhan hidup petani dan keluarganya sulit untuk dibedakan.
Uang tunai merupakan alat untuk membeli semua perlengakapan produksi yang diperlukan. Fungsi uang tunai adalah untuk membiayai semua peralatan dan perlengkapan yang berasal dari luar usahatani.
Pada usahatani yang maju lebih banyak memerlukan uang tunai daripada usahatani yang tradisional.Seringkali juga uang tunai yang dipunyai petani tidak mencukupi untuk biaya usahanya. Untuk itu petani terpaksa meminjam dari luar usahatani. Untuk itu petani pun harus membayar bunga pinjamnnya. Jadi dalam pemkaian uang tunai yang diperhitungkan adalah bunga pinjaman.

Read More..

Thursday, June 3, 2010

AKUNTANSI

AKUNTANSI

A.Konsep – Konsep dan Prinsip – Prinsip akuntansi
- Konsep Entitas
Suatu entitas akutansi suatu organisasi terpisah dari organisasi lain dan individu lain. Masing – masing entitas harus dinilai secara terpisah (tidak mencampuradukkan transaksi usaha dengan transaksi pribadi.
- Konsep Kesinambungan
Perusahaan harus terus menjalankan usahanya dengan menggunakan aktiva yang dimiliki
- Konsep Satuan moneter stabil
Mengabaikan adanya efek dari inflasi didalam catatan akutansi.
- Prinsip Keandalan
Prinsip keandalan didasarkan pad laporan yang paling andal sehingga lebih akurat.
- Prinsip Biaya
Aktiva dan jasa yang diperoleh dicatat menurut harga aktualnya.

B.Proses Akuntansi
Kegiatan akuntansi meliputi:
  • Pengidentifikasian dan pengukuran data relevan untuk pengambilan keputusan.
  • Pemprosesan data dan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan.
  • Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan.

Kegiatan- kegiatan tersebut diatas merupakan suatu proses yang berulang sehingga membentuk siklus.
Secara ringkas proses akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut:

-Identifikasi dan Pengukuran Data
Data yang relevan untuk keputusan sendiri terdiri dari transaksi – transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
Kalau berbicara tentang transaksi atau kejadian, maka haltersebut akan selalu berhubungan dengan tindakan yang telah diselesaikan, misalnya membeli barang. Keinginan membeli barang belum termasuk kedalam transaksi karena belum terlaksanakan. Data yang telah diidetifikasi ini kemudaian diukur. Alat ukurnya menggunakan satuan uang (rupiah, dolar dan lain-lain).

-Proses dan Pelaporan
Proses dan pelaporan data mencakup kegiatan pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran. Pencatatan dapat dilaukan dengan pensil atau pena, membuat lubang pada kartu pos (punc card) atau memberi tanda – tanda tertentu. Pencatatan berarti mengumpulkan data secara kronologis.
Disamping pencatatan, transaksi perusahaan sekaligus digolong – golongkan dalam kelompok atau kategori yang berhubungan. Penggolongan tujuannya agar penyajian dapat diringkaskan. Contoh dari penggolongan transaksi adalah apabila pengeluaran untuk gaji dikelompokkan kedalam satu pos penyajian, misalnya biaya gaji. Pengikhtisaran (summarizing) adlah menyajikan informasi yang telah digolong – golongkan kedalam bentuk laporan seperti diinginkan pemakai.

-Laporan Akuntansi
Laporan akuntansi yang dihasilkan oleh suatu sistem akuntansi banyak macam ragamnya. Jenis laporan yang dihasilkan tergantung pada pihak – pihak yang akan menggunakan laporan tersebut. Salah satu yang utama adalah laporan keuangan (financial statement). Disamping laporan keuangan, banyak laporan – laporan lain yang dikeluarkan, misalnya laporan pajak dalam bentuk Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak, laporan kepada badan – badan pemerintah (seperti Bapepam atau BKPM) dan laporan – laporan khusus untuk manajemen perusahaan sendiri.

-Analisa dan Interpretasi
Analisa laporan keuangan pada hakekatnya adalah menghubungkan angka – angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan angka lain untuk menjelaskan arah perubahan (trend) nya. Angka – angka dalam laporan keuangan akan menjadi sedikit arti apabila dilihat secara sendiri – sendiri. Mereka baru berarti apabila dihubungkan dengan angka lain atau dilihat arah perubahan (trend) nya.
Misalnya apabila orang mengatakan bahwa perushaannya memperoleh laba sebesar Rp 4 milyar, maka angka ini tidak berbicara banyak, tetapi bila angka ini sudah dihubungkan dengan angka lain (misalnya angka penjualan yang berjumlah Rp 100 milyar), maka hubungan tadi (laba merupakan 4% dari penjualan) akan lebih bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan. Apalagi kalau angka laba yang telah dinyatakan dalam persentase terhadap penjualan ini dibandingkan dengan angka yang sama tahun lalu (anggaplah misalnya bahwa persentase laba terhadap penjualan tahun lalu adalah 8%). Mengetahui arah perubahan (trend) laba perusahaan dari 8% tahun lalu menjadi 4% tahun sekarang lebih bermanfaat lagi dalam proses pengambilan keputusan.
Interpretasi laporan keuangan (financial statement interpretation) menghubungkan angka – angka yan terdapat dalam laporan keuangan, termasuk hasil analisanya, dengan keputusan usaha yang akan diambil.
Dari hubungan ini dapat dilakukan penilaian terhadap perusahaan yang bersangkutan sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk pengambilan keputusan.Misalnya bila laba perusahaan tahun ini adalah 4% dari penjualan sedang tahun lalu 8%, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan sedang mengalami perkembangan yang kurang baik.
Keputusan perlu diambil untuk mencegah penurunan lebih lanjut, misalnya mengadakan promosi besar-besaran. Perlu dicatat bahwa walaupun informasi akutansi sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan, namun pada umumnya suatu keputusan usaha tidak hanya didasarkan atas informasi tersebut.

C.Daftar Hitung (perkiraan)
Jenis – jenis perkiraan terbagi tiga, yaitu :
Aktiva
Yaitu sumber ekonomis yang memberikan keuntungan bagi usaha di masa depan.
Contohnya : kas, wesel tagih, pitang, beban dibayar dimuka, tanah, gedung atau bangunan, peralatan/meubel, dan perlengkapan.
Kewajiban
Yaitu sumber pembelanjaan perusahaan yang berasal dari kreditur. Contohnya :wesel bayar dan hutang.
Ekuitas pemilik
Yaitu tuntutan pemilik terhadap aktiva perusahaan.
Contohnya :modal,pengambilan pribadi (prive), pendapatan, dan beban/biaya.

D.Double |Entry bookkepping.
Teknik double Entry bookkepping dipublikasikan pertama kali pada tahun 1494 oleh Luca Pacoli dalam bukunya yang berjudul “Summa de Arihtmatica Proportioni et Proportionalita” (Vernon Kam, 1990 :19.) Teknik Double |Entry bookkepping (pembukuan berpasangan). Selalu menekan jumlah disisi debit & kredit harus seimbang.

Persamaan Akutansi Double |Entry bookkepping adalah :
Harta = uang + modal

Pencatatan transaksi tidak hanya mencatat pengaruhnya pada suatu perkiraan tapi juga dilakukan penvcatatan pada perkiraan lain.
Sistem Double entry acounting telah dispekati mula-mula diterbitkan oleh Lucas Pacioli dalam bukunya tadi yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1494 di Florence, Italia.

E.Persamaan Akutansi
Kesamaan antara kekayaan dan sumber pembelanjaan Biasanya dinyatakan dalam suatu persamaan yang disebut persamaan akutansi. Yang dinyatakan dalam suatu persamaan :
Kekayaan = sumber pembelanjaan
Sumber pembelanjaan dapat dibagi 2 yaiitu kreditur dan pemilik. Bagi perusahaan diterimanya pembelanjaan dari kreditur mengakibatkan timbulnya kewajiban utuk mengembalikan oleh karen itu sumber pembelanjaan dari kreditur disebut Kewajiban (liabilities) atau disebut juga hutang.Sedangkan sumber pembelanjaan dari pemilik disebut modal.
Persamaan antara kedua sumber pembelanjaan tersebut adalah :
Aktiva = kewajiban + modal
Adalah kebiasaan untuk menempatkan kewajiban sebelum modal oleh karena hak kreditur memang lebioh didahulukan.

F.Aturan Debit & Kredit
1.Perkiraan neraca
Apabila suatu pos aktiva bertambah maka perkiraan yang bersangkutan di debit sedangkan pabila suatu transaksi mengekibatkan pos tersebut berukrang, maka perkiraannya di kredit.
2.Perkiraan perhitungan Rugi Laba
Penerapan aturan debit-kredit untuk perkiraan biaya dan pendapatan didasarkan pada hubungannya dengan perkiraan modal.
3.Perkiraan Prive
Pemilik sebuah perusahaan perseorangan dapat mengambil uangnya dari perusahaan untuk keperluan pribadinya. Pemngambilan ini dicatat sebagai debit pada suatu perkiraan yang disebut prive (drawing) yang biasanya diikuti dengan nama pemilik.

G.Saldo Normal
Jumlah penambahan yang dicatat dalam suatu perkraan biasanya sama atau lebih besar dari jumlah pengurangannya. Oleh karena itu, saldo normal semua perkiraan adalah positif, misalnya jumlah debit (penambahan) pada perkliraan aktiva biasanya lebih besar daripada jumlah kreditnya. Oleh karena itu perkiraan aktiva, biasanya mempunyai saldo debit dan jumlah kredit adalah sama. Dalam perkiraan tersebut dikatakan “seimbang”.

Read More..
Copyright © 2012 by : SAD_118- AGRIMANIAX.BLOGSPOT.COM
Template by : kendhin x-template.blogspot.com