Thursday, July 15, 2010

BUDIDAYA CABAI

Budidaya Cabai

1. Sejarah Singkat
Cabe (Capsicum Annum varlongum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia.
Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.



2. Taksonomi Tanaman

- Nama Latin : Capsicum Annum varlongum
- Nama Daerah : cabe, Lombok
- Bangsa : Solanales
- Suku : Solanaceae
- Marga : Solanum

3. Manfaat Tanaman
- Sebagai bumbu masakan.
- Cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak,
Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C.
- Digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industry makanan
dan industri obatobatan atau jamu.
- Tanaman ini juga berfungsi sebagai bahan baku industri, yang memiliki peluang eksport,
membuka kesempatan kerja.

4. Syarat Tumbuh
Tanah
- Tanah berstruktur remah/ gembur dan kaya akan bahan organik.
- Derajat keasaman (PH) tanah antara 5,5 - 7,0
- Tanah tidak becek/ ada genangan air
- Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan.

Iklim
- Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
- Suhu udara 16° - 32 ° C
- Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah Tidak cacat dan tidak terserang
penyakit.
- Kemudian keluarkan bijinya dengan mengiris buah secara memanjang
- Cuci biji lalu dikeringkan.
- Kemudian pilih biji yang bentuk, ukuran dan warna seragam, permukaan kulit bersih, tidak
keriput dan tidak cacat.

5. Budidaya Tanaman
- Fase Pratanam
Pengolahan Lahan
- Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
- Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
- Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
- Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
- Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag (
biarkan + 1 - 2 minggu ).

Benih
- Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
- Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam
semalam.
- Fase Persemaian ( 0-30 Hari)
Persiapan Persemaian
- Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
- Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring,
- Perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam
25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit
ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.

Penyemaian - Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang
matang yang telah disaring
- Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS
- Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban.

- Fase Tanam
Pemilihan Bibit
- Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
- Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)

Cara Tanam - Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
- Plastik polibag dilepas
- Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot poc nasa 3-4 tutup/ tangki.

- Fase Pengelolaan Tanaman (7-70 Hst)
- Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika
dirasa kering.
- Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang.

Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 :
Jenis Pupuk 1 - 4 minggu (kg) 5 - 12 minggu
(kg)
Urea 7 56
SP-36 7 28
KCl 7 28
Catatan :
- Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi)
- Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi)

- Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.
Pengamatan Hama dan Penyakit
- Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.
- Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
- Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia.
Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu
dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO
- Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali
pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan
bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang.
Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah
menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.
- Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi
keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang
buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai
vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan
musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha
- Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula
bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna
orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik
spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering.
Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan
dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah
tanaman.

6. Hama Penyakit Tanaman
Penyakit
- Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh
cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang
bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman,
jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
- Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil
yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah
semai.
- Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat.
Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit
terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan bvr atau pestona.

H a m a
- Kutu daun persik (aphid sp.), perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan
pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. pijit dengan jari koloni
kutu yg ditemukan, semprot dengan bvr atau pestona.
- Hama thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun
diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. biasanya koloni
berkeliaran di bawah daun. pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar
pada waktu teduh. serangan parah semprot dengan bvr atau pestona untuk mengurangi
penyebaran.
- Hama tungau (polyphagotarsonemus latus). gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan
menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. pucuk menebal dan berguguran
sehingga tinggal batang dan cabang. perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu
tandanya terserang tungau. cara mengatasi seperti pada aphis dan thrip

Pengamatan Hama
- Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat
makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi
dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu
dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
- Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ),Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil
berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak
segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan
permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-
lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja.
Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan
untuk persembunyian. Semprot dengan vitura, virexi atau pestona.
- Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar
pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

7. Panen
Pemanenan
- Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
- Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau
lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
- Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan
perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph

Cara panen : - Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
- Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
- Penyortiran dilakukan sejak di lahan
- Simpan ditempat yang teduh

8. Pasca Panen
- Cabe yang telah dipetik diletakkan dalam keranjang bambu yang sudah dilapisi dengan daun
pisang. Dapat juga digunakan goni yang terbuat dari serat atau plastik. Hal ini untuk
mengurangi tercecernya cabe dan menghindari kerusakan mekanis.
- Untuk selanjutnya siap diangkut dan dipasarkan. Bila cabe habis untuk dikonsumsi, tidak perlu
dilakukan pengeringan dan sebaliknya bila produksi cabe melimpah dimana konsumen tidak
mampu untuk menampung cabe ini, maka perlu dilakukan pengeringan.
- Pembuatan Cabe kering.Cabe yang masak dipilih yang sehat dan mulus, kemudian tangkainya
dibuang selanjutnya dicuci bersih agar bebas kotoran dan pestisida. Setelah bersih direndam
dalam larutan Natrium Bisulfit 0,2 %
- Perendaman ini untuk mempertahankan warna cabe kering agar tetap seperti semula.
- Selesai perendaman, cabe diangkat dan dicelupkan dalam air dingin untuk menghentikan
pemanasan, lalu tiriskan dalam tampah atau niru atau rak bambu.
- Kemudian dijemur di panas matahari selama 7-10 hari sampai kadar air 10% (supaya lebih
tahan lama, kadar air dapat diturunkan lagi).
- Pengeringan juga dapat dilakukan dengan oven tau alat pengering buatan Setelah pengeringan
maka cabe kering bisa langsung dikemas dalam kantong plastik atau digiling untuk dijadikan
bubuk. Kemudian simpan atau dikirim ke daerah yang kurang produksi cabenya sehingga
penumpukan cabe di suatu daerah pada saat panen dapat teratasi.

5 comments:

Anonymous said...

lain kali tentang budidaya tuyul donk??? k'untungannya banyak banget dan dosanya juga lebih banyak... hehehehehehehehehh becanda....

andika priyanto said...

sayang tidak terlampir RAB nya

Alfiandoang said...

ada post tentang budidaya cabai dalam pot dan hidroponik ???

Toko Online Ramuan Madura said...

waw pedasnya..

Toko Online Ramuan Madura said...

waw sangat inpiratif..

Post a Comment

Copyright © 2012 by : SAD_118- AGRIMANIAX.BLOGSPOT.COM
Template by : kendhin x-template.blogspot.com